Sukabumi, Jawa Barat (ANTARA News) - Pandai besi di sentra kerajinan besi di Desa Cibadak, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat, menyayangkan impor produk perkakas besi dari China. Pasalnya, produk-produk berbahan besi dan baja buatan Sukabumi itu mutunya sudah diakui dunia.

Akan tetapi, mereka siap menghadapi serbuan produk impor dari China, di antaranya mata cangkul. Mata cangkul bukan barang canggih yang muskil dibuat di Tanah Air. Justru pandai besi Indonesia sangat fasih membuat peralatan terbuat dari besi.

"Kami siap bersaing baik dari segi maupun kuantitas. Untuk harga tentunya akan disesuaikan," kata seorang pandai besi di Sukabumi, Jajang Suhanda, di Sukabumi, Selasa.

Mereka meyayangkan impor sekedar mata cangkul dari China. Padahal, sudah puluhan tahun sentra kerajinan besi ini telah melayani pemesanan baik untuk kepentingan setempat, nasional, dan bahkan diekspor ke mancanegara.

Kerajinan besi selain mata cangkul, di antaranya golok, pedang, dan lain-lain sudah diakui beberapa negara tentang kualitasnya. Bahkan, beberapa kamar produksi film luar negeri pernah memesan peralatan dari daerah ini, salah satunya Jet Lee.

Ia pun berharap pemerintah bisa menganggandeng para perajin atau pandai besi di daerah ini untuk meningkatkan omset produknya. Karena, keberadaan industri rumahan ini terus beregenerasi dan mampu membuka lapang pekerjaan baru.

"Saat ini saya juga tengah melayani pesanan sebanyak 2.000 mata cangkul dari Jakarta, walaupun ada impor serupa ternyata pemesan sudah tahu kualitas produk dari kami," tambah Jajang.

Sementara, salah seorang penjual kerajinan besi di sekitar sentra kerajinan besi di Desa Cibatu, Adi Yudin, mengatakan hingga saat ini memang belum ada pengaruhnya, tetapi ia pun khawatir serbuan produk impor terus membanjiri Indonesia, maka permintaan bisa berkurang.

"Kami tidak takut dari sisi kualitas dan kuantitas, karena setiap pesanan dari berbagai daerah maupun mancanegara pasti terpenuhi. Namun, yang kami butuhkan adalah pangsa pasarnya," katanya.

Pewarta: Aditya Rohman
Editor: Ade P Marboen
Copyright © ANTARA 2016