Jakarta (ANTARA News) - Presiden Joko Widodo meresmikan pembukaan Indonesia Infrastructure Week dan Konstruksi Indonesia 2016 dengan menekankan pertumbuhan ekonomi Indonesia yang meningkat 5,02 persen ditengah penurunan global.

"Kita harapkan nanti pada triwulan yang ke mpat paling tidak bisa 5,1 sampai 5,2. Artinya ada kenaikan meskipun sedikit.ini untuk memberikan rasa optimisme kita bahwa pertumbuhan ekonomi kita masih ada karena negara yang lain semuanya turun turun turun," ujar Jokowi saat sambutan peresmiannya di Balai Sidang Jakarta.

Menurut Jokowi, kemudahan melakukan bisnis di Indonesia juga menjadi sorotan pemerintah untuk terus ditingkatkan dimana Indonesia pada 2016 berada pada posisi ke 91 dari sebelumnya ke 109.

Kendati demikian, Presiden menargetkan Indonesia bisa berada posisi 40an mengingat beberapa negara ASEAN seperti Singapura, Malaysia dan Thailand masing-masing berada pada posisi 2, 23 dan 46.

Presiden menjelaskan untuk mengejar hal itu, pemerintah terus berupaya memberantas korupsi dan pungutan liar serta melakukan efisiensi birokrasi.

Pembangunan infrastruktur Indonesia pada bidang transportasi juga "dikejar" oleh Presiden.

"Saya sudah sampaikan kepada Menteri PU, saya gak mau bekerja sekarang hanya satu shift, saya minta bekerja 3 shift karena kita sudah ketinggalan jauh," ujar mantan Gubernur DKI Jakarta itu.

Jokowi juga mengatakan peran swasta dibutuhkan untuk membangun infrastruktur baik bandara, pelabuhan maupun pembangkit listrik.

Indonesia sedang menggencarkan pembangunan infrastruktur, utamanya di bidang transportasi seperti jalan Trans Papua, sejumlah pelabuhan di kawasan timur Indonesia maupun bandara-bandara di pulau-pulau terluar.

Untuk mendukung pembangunan itu, pemerintah tidak hanya mengandalkan APBN, namun juga mendorong partisipasi investasi swasta dan perusahaan BUMN.

Beberapa deregulasi bidang ekonomi dan investasi juga dilakukan untuk memudahkan bisnis di Indonesia.

Pewarta: Bayu Prasetyo
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2016