Jakarta (ANTARA News) - Presiden RI tidak harus bergelar professor doktor, tetapi dia itu mesti cerdas (smart) dan tidak boleh kelihatan bodoh di depan rakyatnya. Wakil Ketua Komisi II DPR dari Fraksi Partai Golkar (FPG), Priyo Budi Santoso, menyatakan hal itu di Jakarta, Jumat, menanggapi pernilaian anggota Fraksi PDI Perjuangan, Permadi. Dalam pernyataannya mengenai bagaimana sosok Presiden RI di masa depan yang disiarkan media di Jakarta, Permadi, menilai presiden itu tak perlu pinter-pinter "buanget" (secara akademik). "Tetapi dia mesti pinter merekrut, mendayagunakan dan memanejeri orang-orang pandai," kata Permadi yang sehari-harinya bertugas di Komisi I DPR. Priyo Budi Santoso yang juga Wakil Sekjen DPP Partai Golkar, berpendapat seorang presiden memang tidak harus memiliki sederetan gelar akademik, apakah itu sarjana, doktor atau professor. "Tetapi, sebagai pemimpin, presiden harus cakap dan smart serta tidak boleh kelihatan bodoh, apalagi di depan rakyatnya," katanya. Sehubungan dengan berbagai komentar seputar perombakan kabinet, Priyo Budi Santoso enggan menanggapinya secara serius. Ketua Umum Ormas DPP MKGR (salah satu organisasi pendiri Partai Golkar) itu lebih memberi perhatian serius terhadap problem kepemimpinan bangsa, terutama menyongsong Pemilu 2009. "Iya, itu tadi. Kita butuh pemimpin yang cakap, tanpa harus dibebani berbagai gelar akademik," katanya.

Pewarta:
Copyright © ANTARA 2007