Jakarta (ANTARA News) - Tim pelajar Indonesia meraih lima medali emas olimpiade sains junior internasional (International Junior Science Olympiad/IJSO) ke-13 yang berlangsung 2 hingga 10 Desember.

Kelima medali emas itu diraih oleh Nixon Wijaya, Epafroditus Kristiadi Susetyo, Aditya David Wirawan, Winston Cahya, dan Albert Sutiono.

Selain itu ada Joan Nadia, Haniif Ahmad Jauhari, Raymond Valentino, Arkananta Rasendriya, Gede Aryana Saputra, Timotius Jason, dan Tanya Nuhaisy Wulandari yang masing-masing meraih medali perak.

"Dengan prestasi itu, target Indonesia meraih tiga emas terlampaui," kata Direktur Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Hamid Muhammad di Jakarta, Selasa.

"Kami bersyukur dan memberi penghargaan kepada tim pelajar Indonesia yang berhasil meraih lima medali emas."

Prestasi tersebut, menurut dia, menempatkan Indonesia di urutan kedua, di bawah Taiwan.

"Prestasi ini tak lepas dari kerja keras tim leader atau tim pembina IJSO Indonesia serta tim pelajar terpilih yang telah berjuang dengan maksimal," katanya.

Sebagai tuan rumah, Indonesia menyertakan dua delegasi pelajar yang dipilih dalam proses seleksi ketat. Mereka rata-rata merupakan juara Olimpiade Sains Nasional (OSN).

"Jadi di sini tampak prestasi itu dipupuk mulai dari sekolah, juga keluarga dan dinas pendidikan yang terlibat," kata dia.

Ia menjelaskan bahwa IJSO, yang diinisiasi pemerintah Indonesia sejak 2004, merupakan kompetisi ilmu pengetahuan tahunan bagi pelajar tingkat Sekolah Menengah Pertama (SMP).

"Kami ingin dorong anak anak kita mencintai sains karena mau tidak mau kemajuan bangsa ditentukan salah satunya oleh sains," katanya.

Tahun depan IJSO akan diselenggarakan di Belanda.

"Semoga di IJSO Belanda nanti tetap dapat mempertahankan meraih emas," kata Direktur Pembinaan SMP Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Supriano.

Pada IJSO ke-12 di Korea tahun lalu tim pelajar Indonesia meraih dua medali emas.


Pewarta: Indriani
Editor: Maryati
Copyright © ANTARA 2016