Sampai saat ini saya tidak pernah mengeluarkan konsesi lahan satu meter persegi pun."
Jakarta (ANTARA News) - Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyatakan berhati-hati dalam melakukan redistribusi aset eks lahan konsesi agar tidak terulang kejadian masa lalu.

"Sampai saat ini saya tidak pernah mengeluarkan konsesi lahan satu meter persegi pun," kata Presiden Jokowi dalam acara Silaturahmi dengan pemangku kepentingan keuangan syariah di Istana Negara Jakarta, Jumat.

Ia menyebutkan dulu biasanya konsesi diberikan kepada pengusaha besar namun sekarang mereka yang sudah diberi konsesi tidak dikerjakan sehingga lahan menjadi tidak produktif.

"Itu kita cabut-cabuti, sekarang kita punya sembilan juta hektare lebih, ada di kantong saya," kata Presiden.

Ia menyebutkan nantinya lahan itu akan dibagikan kepada rakyat, koperasi, pondok pesantren dengan catatan mereka bisa menjadikan lahan itu produktif.

"Kemarin sudah dicoba di Pulang Pisau Kalteng, yang dibagi baru 2.700 hektare dibagi kepada rakyat untuk ditanami sengon, ada satu orang empat hektare, 10, 60 hektare," katanya.

Ia menyebutkan setahun ke depan dirinya akan mengecek pemanfaatan lahan itu.

"Untuk sembilan juta hektare lahan lainnya, saya tidak mau seperti dulu ada inti plasma tetapi akhirnya yang dibagi ke plasma juga dibeli karena rakyat menjualnya. Skema seperti ini harus diubah. Jangan sampai 9 juta saya bagi dijual lagi, saya tidak mau tergesa-gesa," katanya.

Ia menyebutkan setelah ada pohonnya, investor bisa mendirikan pabrik pulp, kayu lapis dan lainnya sehingga rakyat juga menerima hasilnya.

Dalam kesempatan itu, Presiden Jokowi juga menyampaikan klarifikasi mengenai tenaga kerja Tiongkok di Indonesia.

"Tenaga kerja Tiongkok katanya ada 10 juta hingga 20 juta, saya tidak tahu siapa yang hitung angkanya padahal di catatan kita hanya 21.000, yang lebih gede adalah dari Jepang dan Korsel," katanya.

Ia menyebutkan TKI di Malaysia mencapai dua juta orang, Arab Saudi sejuta orang, Hongkong 150.000, Taiwan 200.000. Mereka diem-diem saja, mengapa 21.000 orang kita ribut kayak ada angin puting beliung saja," katanya.

Pewarta: Agus Salim
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2016