Jakarta (ANTARA News) - PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (Persero) siap meluncurkan satelit terbaru yang dinamakan Telkom 3S pada 15 Februari 2017, sekitar pukul 04.39 WIB, dengan lokasi peluncuran di Guiana Space Center, Kourou, Guyana Prancis.

"Hingga kini semua persiapan on schedule. Kami memohon doa semua masyarakat Indonesia agar peluncuran satelit Telkom 3S ini berjalan lancar tanpa kendala," kata Direktur Network and IT Solution Abdus Somad Arief di sela pre-acara peluncuran Satelit Telkom 3S, di Stasiun Pengendali Utama Satelit Telkom, Gunung Putri, Bogor, Senin.

Menurut Arief, satelit Telkom 3S akan menempati slot orbit 118 derajat bujur timur yang berada di atas Pulau Kalimantan yang ditempati oleh Satelit Telkom 2.

Dengan masa aktif satelit sekitar 15 tahun sejak diluncurkan, satelit Telkom 3S memiliki kapasitas 49 transponder, terdiri atas 24 transponder C-Band (24 TPE), 8 transponder extended C-Band (12 TPE), dan 10 transponder Ku-band (13 TPE).

Satelit Telkom 3S diproduksi oleh Thales Alenia Space (TAS) milik Prancis, dengan roket peluncuran Ariane 5 ECA VA235 milik perusahaan peluncuran satelit Arianspace Europa.

"Satelit Telkom 3S fungsi utamanya adalah untuk menggantikan satelit Telkom 1 yang habis masa umurnya. Meskipun Telkom 1 diperkirakan masih memiliki usia tambahan hingga 2018," kata Abdus Somad.

Peluncuran satelit Telkom 3S dengan investasi sekitar 300 juta dolar AS itu, diklaim untuk meningkatkan dan memperluas cakupan layanan telekomunikasi, terutama di daerah-daerah terpencil yang tidak dapat dilalui kabel optik.

"Keunggulan satelit Telkom 3S ini memberikan layanan dengan bit-rate lebih tinggi, sehingga menghasilkan kualitas komunikasi lebih baik. Siaran televisi berkualitas tinggi, layanan komunikasi seluler, serta broadband internet dapat menjangkau seluruh wilayah Indonesia, Asia Tenggara, dan sebagian Asia Timur," katanya.

Ia mengatakan dengan diluncurkannya satelit Telkom 3S, maka nantinya BUMN telekomunikasi itu mempunyai tiga satelit aktif mengorbit, yakni Satelit Telkom 1, Satelit Telkom 2, dan Satelit Telkom 3S.

Kepala Proyek Satelit Telkom Indonesia Tonda Priyanto mengharapkan dengan beroperasinya Satelit Telkom 3S dapat mengurangi ketergantungan terhadap satelit asing.

Saat ini, katanya, dua pertiga dari wilayah di Indonesia belum terjangkau sistem komunikasi teresterial, di mana satelit bermanfaat untuk mengatasi kesenjangan akses informasi di Tanah Air.

"Keuntungan Telkom dari sewa transponder tidak terlalu tinggi, namun yang disewakan itu adalah link. Mayoritas kapasitas Satelit Telkom 3S akan digunakan untuk keperluan Telkom Grup, yang disewakan hanya berkisar 20-30 persen," kata Tonda.

Menjelang peluncuran Satelit Telkom 3S, Telkom mengundang sekitar 250 siswa-siswi dari empat kawasan 3T (terdepan, terluar, dan terpencil), santri, serta anak yatim piatu ke Stasiun Pengendali Utama Satelit Cibinong, Bogor, untuk mengenal lebih jauh mengenai satelit itu.

Melalui program Widia Wisata, dengan tema "Jelajah Angkasa Anak Bangsa", para pelajar mendapat edukasi soal Telkom yang sudah berkiprah selama 40 tahun mengelola satelit.

Selain meninjau pusat pengendali satelit Cibinong, pelajar tersebut juga mendapat pengalaman "menjelajahi" angkasa melalui virtual reality video 360 perjalanan dari bumi menuju ruang angkasa serta "dome planetarium" di lokasi Widya Wisata.

Pewarta: Royke Sinaga
Editor: Heppy Ratna Sari
Copyright © ANTARA 2017