Batam (ANTARA News) - Dua pesawat tujuan Bandara Supadio Pontianak Kalimantan Barat, Senin sore terpaksa dialihkan ke Hang Nadim Batam karena jarak pandang tujuan terbatas saat terjadi cuaca buruk.

"Iya, tadi ada pesawat Garuda dan Lion Air dari Soekarno Hatta dialihkan ke Hang Nadim karena jarang pandang di Pontianak terbatas," kata General Manager Operasional Bandara Internasional Hang Nadim Batam, Suwarso di Batam, Senin.

Pesawat pertama, kata dia, adalah Boeing B-737.800/PK-GFE Garuda Indonesia dengan nomor penerbangan GA-504 yang mendarat di Bandara Internasional Hang Nadim Batam pukul 16.15 WIB.

Pesawat yang membawa sebanyak 82 orang penumpang tersebut selanjutnya terbang menuju Pontianak pada pukul 17.17 WIB setelah kondisi jarak pandangn bandara tujuan membaik.

Selanjutnya Boeing 737-800/PK-LJS dari maskapai Lion Air dengan nomor penerbangan JT.714 tiba di Bandara Internasional Hang Nadim Batam pukul 16.10 WIB.

Pesawat yang mengangkut 150 orang penumpang tersebut sempat berada di Bandara Internasional Hang Nadim Batam selama satu jam sebelum kembali terbang menuju Pontianak, Kalimantan Barat.

"Keduanya berada di apron sisi kiri Hang Nadim saat menunggu konfirmasi izin terbang ke bandara tujuan di Pontianak. Setelah sekitar satu jam akhirnya diizinkan terbang," kata Suwarso.

Ia mengatakan, Bandara Internasional Hang Nadim Batam yang memiliki landas pacu hingga 4,025 kilometer, apron yang luas, dan perangkat pemandu pendaratan pesawat secara otomatis (ILS) membuat banyak penerbangan tujuan bandara sekitar memilih mendarat di Batam saat cuaca tujuan tidak mendukung.

"Jadi meskipun dua-duanya mendarat saat jam padat, apron Hang Nadim masih mampu menampungnya," kata dia.

Bahkan sejumlah pesawat berbadan lebar seperti Airbus A380 tujuan Singapura dan pesawat berbadan lebar lain beberapa kali dialihkan ke Bandara Internasional Hang Nadim Batam.

Hang Nadim merupakan bandara milik BP Batam yang sudah dikembangkan sejak periode 1980 untuk mendukung kegiatan ekonomi kota industri tersebut.

Pewarta: Larno
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2017