New York (ANTARA News) - Bertolak-belakang dengan apa yang diresepkan oleh banyak dokter, penggunaan aspirin untuk jangka-panjang dengan dosis lebih tinggi dari 75 sampai 81 miligram tak meningkatkan pencegahan sakit jantung tapi justru meningkatkan resiko pendarahan perut, demikian hasil temuan baru. Menurut laporan dalam Journal of American Medical Association, lebih dari 50 juta orang dewasa di AS menjalani terapi aspirin jangka-panjang untuk pencegahan sakit jantung, tapi dosis optimal harian masih menjadi topik perdebatan. Guna menentukan dosis paling cepat dan paling efektif, Dr. Charles L. Campbell dari University of Kentucky di Lexington, dan rekannya melakukan kajian atas berbagai studi yang relevan yang diidentifikasi melalui penelitian bank data medis MEDLINE dan EMBASE. Penulis studi tersebut mendapati bahwa meskipun dosis aspirin sebanyak 1.300 miligram per hari disetujui bagi penggunaan klinis, data ilmiah menunjukkan bahwa dosis sebanyak 30 miligram per hari memberi dampak fisiologis penuh. Dosis yang paling umum diberikan di AS ialah 81 miligram per hari dan kemudian 325 miligram per hari. Data dari studi sebelumnya, terutama temuan mengenai pencegahan terulangnya serangan jantung, menunjukkan bahwa penggunaan aspirin dengan dosis di atas 75 sampai 81 miligram per hari tak meningkatkan keefektifan, tapi itu memang menaikkan resiko pendarahan perut. "Hubungan antara peningkatan dosis aspirin dan resiko peristiwa yang merugikan telah dikonfirmasi dalam banyak studi, sedangkan tak adanya hubungan dosis telah diidentifikasi bagi kemanjuran," kata penulis studi tersebut. Pada masa depan, terapi antiplatelet tampaknya akan dirancang bagi pasien per-orangan, kata mereka, demikian Reuters.(*)

Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2007