Bojonegoro (ANTARA News) - Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bojonegoro, Jawa Timur, mengalokasikan anggaran dalam pos darurat bencana sebesar Rp5,5 miliar di dalam APBD 2017 untuk menangani musibah tanah longsor.

"Alokasi pos darurat bencana itu termasuk di dalamnya untuk memberikan santunan kepada korban bencana, juga untuk keperluan lainnya," kata Kasi kata Kepala Seksi Rehabilitasi dan Rekonstruksi BPBD Bojonegoro Yudi Hendro di Bojonegoro, Kamis.

Sesuai laporan yang diterima BPBD, menurut di, sejumlah jembatan, terancam longsor, karena sebagian jalan di dekat jembatan longsor.

Ia menyebutkan sejumlah jembatan yang terancam longsor, antara lain, jembatan di Desa Meduri, Kecamatan Ngasem, Desa Kalangan, dan Luwihaji, Kecamatan Margomulyo, dan Desa Kemiri, Kecamatan Malo.

"Beberapa jalan longsor yang mengancam jembatan sudah diperbaiki, sedangkan lainnya masih dalam penyusunan rancangan anggaran biaya (RAB) yang dikerjakan Dinas PU," jelas dia.

Selain jembatan, lanjut dia, jalan di sejumlah lokasi di daerahnya juga longsor, antara lain, di Desa Bobol, Kecamatan Sekar, Kaliombo, Kecamatan Purwosarsi dan di Kecamatan Tambakrejo.

"Panjang jalan yang longsor rata-rata ada yang 26 meter, tetapi ada juga yang ratusan meter," tuturnya.

Menurut dia, longsornya jalan yang mengancam jembatan juga longsor jalan di sejumlah lokasi itu terjadi disebabkan hujan deras yang terjadi selama musim hujan ini.

"Kalau tidak ditangani ya jelas longsoran akan terus berkembang, karena sekarang masih musim hujan," ucapnya menegaskan.

Kepala BPBD Bojonegoro Andik Sudjarwo menambahkan sesuai laporan dari Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi Bandung menyebutkan di daerahnya yang rawan bencana tanah longsor ada 12 kecamatan yaitu Kecamatan Sugihwaras, Trucuk, dan Malo.

Selain itu Kecamatan Bubulan, Gondang, Margomulyo, Tambakrejo, Purwosari, Ngambon, Temayang, Kedewan dan Kasiman.

"Kewaspadaan menghadapi ancaman bencana tidak hanya tanah longsor, tetapi juga bencana angin kencang, karena masa transisi musim hujan ke kemarau curah hujan yang terjadi selama April juga disertai angin kencang," paparnya.

Pewarta: Slamet Agus Sudarmojo
Editor: AA Ariwibowo
Copyright © ANTARA 2017