Kupang (ANTARA News) - Sebanyak 62 ekor bayi penyu (tukik) dilepas ke habitatnya di sepanjang pesisir Pantai Pasir Panjang pada Jumat (28/4) pagi dalam memperingati Hari Bumi yang jatuh pada Sabtu (22/4) lalu.

"Kegiatan pelepasan bayi penyu atau Tukik ini dalam rangka memperingati hari bumi, dan walaupun sudah lewat tetapi kita tetap memperingatinya," kata Kepala Balai Kawasan Konservasi Perairan Nasional (BKKPN) Kupang Ikram Sangadji di Kupang, Jumat.

Ia menjelaskan, puluhan Tukik itu merupakan hasil budi daya yang dilakukan oleh Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA) NTT di tempat penangkaran di Oetune, Kabupaten Timor Tengah Selatan.

Puluhan masyarakat berbaris di sepanjang pantai tersebut pasir panjang. Masing-masing orang memegang satu ekor Tukik kemudian bersama-sama melepas Tukik tersebut ke pantai.

Hadir dalam pelepasan Tukik tersebut sejumlah pihak dari dari BKKPN, anggota Lantamal VII Kupang, serta Wakil Komandan Lantamal VII Kupang Kolonel Laut (P) Franciscus Herman.


Baca juga: (Deputi Kemenko Maritim lepas tukik ke laut)


Baca juga: (Puluhan tukik dilepasliarkan di Pantai Panjang Bengkulu)


Tak hanya itu, sejumlah Tukik itu dilepas oleh puluhan mahasiswa, serta pelajar di Kota Kupang.

Anita seorang mahasiswa dari Universitas Katolik Widya Mandira mengaku senang karena bisa melepas Tukik bersama sejumlah teman-temannya.

"Ini kedua kali saya melepas Tulik ke pantai. Selain lucu dan mengemaskan hal ini mengajarkan kita untuk menjaga dan melindungi hewan-hewan laut yang memang habitatnya berada di laut," tuturnya.

Menurutnya banyak orang yang selalu merusak laut dan tidak mengerti bahwa hewan laut harus berada di laut, bukan dikembang biakkan kemudian dijual bebas.

Iapun berharap agar pemerintah mempunyai ketegasan soal hal perlindungan terhadap hewan laut, sehingga para perusak laut bisa dihukum sesuai dengan perbuatan mereka.

Ikram yang ditemui di sela-sela kegiatan tersebut juga mengatakan tema yang di usung dalam kegiatan ini adalah "Pesan Dari NTT untuk Dunia Jang Ada Lai Sampah di Laut".

Tema tersebut lanjutnya bertujuan agar bumi sebagai tempat tinggal hendaknya selalu dijaga tidak hanya di darat, tetapi juga di laut, karena memang potensi sampah lebih besar dari sampah yang dihasilkan di darat.

Tak hanya kegiatan pada hari ini, sebelumnya juga pihaknya telah melakukan bersih-bersih sampah bawah laut. Dan hasilnya kurang lebih 50 kilogram sampah di kumpulkan.

Pewarta: Kornelis Kaha
Editor: AA Ariwibowo
Copyright © ANTARA 2017