Balikpapan (ANTARA News) - Perusahaan Listrik Negara (PLN Wilayah Kalimantan Timur dan Kalimantan Utara (Kaltara) menargetkan membangun 10.000 Mega Watt (MW) pembangkit listrik dan 2.900 km jaringan transmisi di Kalimantan Timur dan Kalimantan Utara sampai 2019 mendatang.

"Dan meningkatkan rasio elektrifikasi hingga 91 persen," kata Direktur Bisnis Regional Kalimantan PLN Djoko R Abumanan di Balikpapan, Kamis.

Target 10.000 MW adalah bagian dari 35.000 MW target PLN secara nasional. Saat ini, untuk Sistem Mahakam sudah masuk daya tambahan sebesar 200 MW yang berasal dari PLTU Teluk Balikpapan 110 MW dan 90 MW dari surplus atau kelebihan daya Sistem Mahakam saat ini.

Sistem Mahakam adalah jaringan pembangkit dan distribusi listrik yang meliputi Kota Balikpapan, Samarinda, dan Tenggarong, serta Kota Bontang.

Sistem Mahakam memerlukan setrum hingga 360-400 MW saat beban puncak yang berlangsung antara pukul 18.00-22.00 setiap hari. Dalam keadaan normal saat ini PLN mampu menyediakan daya hingga 600 MW.

PLN juga memasok kelistrikan di tiga kawasan industri Kalimantan Timur, yaitu di Kawasan Industri Kariangau (KIK) di Balikpapan dengan skema excess power sebesar 2x15 MW, rencana memasok listrik ke Kawasan Industri Buluminung (KIB) di Kabupaten Penajam Paser Utara (PPU) dan rencanan pembangunan gardu induk di Maloy, Kabupaten Kutai Timur.

"Kami juga melakukan kerjasama excess power sebesar 2x7 MW untuk kawasan industri Tanah Kuning, Kabupaten Bulungan, Kalimantan Utara," lanjut Abumanan.

Di sisi lain, PLN Kaltimra mencabut subsidi listrik bagi 347.698 pelanggan 900VA sejak awal 2017 lampau, dan menyisakan 40.867 pelanggan yang benar-benar dianggap perlu subsidi.

Untuk menentukan penerima subsidi itu PLN menggelar survai sepanjang tahun 2016 dan verifikasi lapangan.

"Pemberlakuan subsidi tepat sasaran ini bisa menghemat uang negara Rp22 triliun," kata GM PLN Kaltimra Tohari Hadiat.



Baca juga: (PLN janji tambah mesin baru jelang Ramadhan)

Pewarta: Novi Abdi
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2017