Serang (ANTARA News) - Pemerintah Nigeria menjajaki kerjasama di bidang ekonomi dengan Indonesia, khususnya Provinsi Banten, karena keduanya memiliki kesamaan di sektor pertanian. Keinginan pemerintah Nigeria menjalin kerjasama dengan Pemerintah Provinsi Banten itu disampaikan Wakil Duta Besar Nigeria di Indonesia, Abdul Aziz M. Dankano, ketika berkunjung ke Banten, Selasa. Abdul Aziz M Dankano yang didampingi Atase Administrasi (Admin Attache) Ny. Naomi Inechioma diterima Sekretaris Daerah Provinsi Banten HA Hilman Nitiamidjaja yang didampinggi Asisten Ekonomi dan Pembangunan, Hidayat Djohari, Kepala BKPMD Turmuji, Kepala Biro Humas Eneng Nurcahyati dan beberapa perwakilan dinas instansi terkait. Bentuk sektor usaha yang menarik ditawarkan kepada Negara Nigeria, yaitu pertanian, industri dan pariwisata, kata Kepala BKPMD Banten Turmuji. Dankano mengutarakan tentang potret umum Negara Nigeria yang terletak di Afrika Bagian Barat dengan jumlah penduduk kurang lebih 140 juta jiwa, memiliki 33 negara bagian/provinsi dan 710 kabupaten. Aktivitas ekonomi utama negara itu ada pada bidang perminyakan dan pertanian, serta Nigeria termasuk anggota Organisasi Negara Pengekspor Minyak (OPEC), seperti Indonesia, dengan produksi minyak nomor enam terbesar di dunia. "Saat ini Pemerintah Nigeria memberikan peluang bagi negara-negara asing untuk berinvestasi dengan berbagai fasilitas kemudahan seperti sistem `one stop service` yakni pelayanan investasi didalam satu atap, perpajakan dan penyediaan lahan," ujarnya. Sementara itu, Turmuji menjelaskan bahwa Provinsi Banten saat ini menempati peringkat kedua dalam penanaman modal asing di Indonesia dan berharap dapat membuka hubungan perdagangan antara Pemerintah Nigeria dengan Pemerintah Provinsi Banten. Saat ini, kata Turmuji, ada sekitar 27 investasi di Banten yang bergerak di berbagai bidang, sedangkan produk-produk yang telah dihasilkan dari investasi tersebut diantaranya logam, tekstil, kulit, kimia, kertas, elektronik dan otomotif sebagian besar telah di ekspor ke luar negeri, seperti Eropa. (*)

Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2007