Jakarta (ANTARA News) - Pertunjukan teater boneka kontemporer asal Prancis, "Compagnie C`Koi Ce Cirk", Jumat malam (18/5) menghibur ratusan anak-anak di Gedung Kesenian Jakarta dalam pertunjukan berjudul "Bintang Apa Itu?" Kedatangan seniman teater boneka dari Prancis itu merupakan rangkaian Festival Seni Budaya Prancis di Jakarta (10 Mei-24 Juni). Dalam pertunjukan berjudul asli "C`Koi Cette Etoile?", para empat dalang teater boneka ini mengajak penonton masuk ke dalam dunia khayalan, dunia mimpi yang indah bersama boneka-boneka yang mereka ciptakan. "Kami ingin mengajak penonton untuk keluar dari kebiasaan, rutinitas, dan realita hidup sehari-hari. Menonton pertunjukan ini bisa mengajak mereka bermimpi, berimajinasi, lalu masuk ke alam boneka yang kami mainkan," kata Direktur Artistik yang sekaligus dalang boneka, Ludovic Harel. Menurut Ludovic, penonton akan menemukan sebuah kelembutan, kehangatan, hal-hal puitis, dan cinta melalui boneka-boneka seperti kupu-kupu yang beterbangan, bintang-bintang di langit, bunga aneka warna, si lebah yang pintar dan lucu, serta anjing mainan yang melompat kesana kemari. Meski teater boneka umumnya identik dengan anak-anak, namun kali ini kelompok teater yang berdiri pada 2001 atas gagasan Ludovic ini dapat dinikmati oleh orang dewasa. Boneka-boneka yang dimainkan oleh empat dalang yakni Ludovic Harel, Jerome Guillot, Maud Beraudy, dan Eglatine Le Coz tampak sangat hidup dan ekspresif. "Dalam sebuah pertunjukan teater ada dalang dan boneka, tetapi ketika di atas panggung keduanya menyatu dan boneka-boneka menjadi hidup karena seolah kami mentransfer jiwa ke dalam boneka-boneka itu melalui permainan tangan kami," kata Lucovid, yang saat menjadi dalang memakai kostum hitam-hitam, sama dengan warna latar belakang panggung. Menurut Jerome, "menghidupkan" boneka sama halnya dengan seorang pelukis yang memberi jiwa pada lukisannya sehingga lukisan itu tak hanya sekedar kumpulan dari goresan, namun lukisan yang tersirat makna. Permainan boneka sepanjang 50 menit itu semakin hidup dengan musik dan bunyi-bunyian yang mengiringi jalannya cerita tanpa dialog. Unsur musik dan bunyi-bunyian merupakan hasil eksplorasi keempat dalang itu secara otodidak. Melalui media boneka-boneka yang terbuat dari susunan rangka-rangka besi dibalut kain khusus (dapat menyala dalam kegelapan), pertunjukan ini mendapat apresiasi yang meriah dari penonton. Tak hanya anak-anak, tapi juga orang tua, dan dewasa dapat menikmatinya. Grup "C`Koi Ce Cirk?" lahir pada Februari 2001, dengan sebuah keinginan kuat dari keempat dalang tersebut untuk berekspresi, berpentas, dan berinteraksi dengan publik melalui boneka-boneka. Pertunjukan teater ini merupakan gabungan seni teater boneka dan teater "Noir" yang berarti kegelapan dan hitam dari Ceko. Tokoh dan jalinan cerita dalam pertunjukan ini sengaja dibuat "absurd" untuk memberi kebebasan penonton berekspresi terhadap boneka-boneka yang digerakkan Ludovic dan kawan-kawannya. "Pada dasarnya pertunjukan ini mengajak publik untuk bermimpi. Untuk orang dewasa, kami mengajak mereka kembali ke masa kecil, masa kanak-kanak dimana mereka masih naif, masih suka berimajimasi, bebas," demikian Ludovic. (*)

Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2007