Timika, Papua (ANTARA News) - Stok premium (bensin) di Timika, ibukota Kabupaten Mimika, Papua, dalam empat hari belakangan menipis yang mengakibatkan antrian sangat panjang kendaraan bermotor di dua Stasiun Pengisian Bahan bakar Umum (SPBU), yaitu SPBU SP2 dan SPBU Nawaripi dan harga jual premium di tingkat pengecer menembus angka Rpl5.000per liter. Kepala Regu SPBU SP2 Timika, Djafar Setiawan, Senin, mengemukakan bahwa pasokan premium dari Depot Pertamina Paumako mulai berkurang sejak Rabu (16/5), yaitu sebanyak 16.000 liter, Kamis (17/5) 15.000 liter, dan Jumat (18/5) 10.000 liter. Padahal, dalam kondisi normal, lanjutnya, pasokan premium ke SPBU SP2 milik PT Astika (Serayu Group) itu mencapai 20.000 liter. "Kami tidak tahu alasannya mengapa jatah premium dari Pertamina berkurang. Kami hanya melayani konsumen sesuai dengan jatah yang diberikan," tutur Djafar. Dengan adanya pengurangan jatah premium dimaksud, menurut Djafar, pihaknya mendapat instruksi dari Pertamina untuk membatasi pengisian premium kepada semua kendaraan bermotor, yaitu kendaraan roda empat 20 liter dan kendaraan roda dua lima liter serta melarang pembelian premium dengan menggunakan jerigen dan drum. Untuk mengontrol penjualan premium di dua SPBU itu, petugas menghadirkan sejumlah aparat kepolisian untuk mencegah terjadi keributan dengan para pengemudi. Djafar mengaku kesulitan dalam mencegah ulah kotor sejumlah pengemudi yang antri beberapa kali di SPBU untuk menimbun premium dengan maksud akan dijual kembali dengan harga yang lebih tinggi. "Kesulitannya adalah akibat kendaraan yang antri banyak sekali maka kami tidak mungkin hafal satu persatu, siapa saja yang sudah dilayani," tutur Djafar. Sementara itu Perwakilan PT Pertamina Timika, Hardjito, mengatakan bahwa kelangkaan premium di kota Timika dalam beberapa hari terakhir disebabkan kapal tanker yang memuat BBM dari Ambon belum tiba di Timika. "Kami mendapat informasi dari Ambon, loading kapal Pertamina yang mengakut BBM ke Ambon juga tiba terlambat sehingga otomatis pasokan BBM ke Timika pun terlambat," kata Hardjito. Menurut dia, saat ini stok premium yang ada di Depot Pertamina Paumako Timika sudah menipis. Untuk menjaga kekosongan stok, katanya, Pertamina menempuh kebijakan mengurangi jumlah pasokan premium ke dua SPBU di Timika hingga hari ini, Senin dengan jumlah pasokan per hari sebanyak 23-28 ton. Hardjito juga mencurigai adanya penimbunan yang dilakukan pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab untuk mencari keuntungan pribadi. "Sebetulnya pasokan premium yang ada sekarang mencukupi kebutuhan kendaraan di kota Timika, kami menduga ada pihak-pihak yang sengaja menimbun premium untuk mencari keuntungan," ujarnya. Hardjito mengungkapkan pendistribusian premium di kota Timika akan kembali normal pada Selasa (22/5) setelah kapal tanker yang mengangkut BBM dari Ambon sandar di Pelabuhan Paumako Timika. (*)

Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2007