Jakarta (Antara) – UMKM binaan Rumah Kreatif BUMN (RKB) telah berhasil melakukan transaksi jual beli sebesar Rp1,3 miliar semenjak berdirinya tahun lalu. Menurut Direktur Wholesale & International Service Telkom Abdus Somad Arief atau yang akrab disapa Asa, transaksi tersebut akan terus meningkat di tahun depan mengingat minat UMKM yang ingin “naik kelas” begitu besar.

Istilah “naik kelas” merujuk pada tiga tahap program yang terdapat di RKB, yaitu Go Modern, Go Digital, dan Go Online. Go Modern merupakan tahap pembinaan di mana UMKM dibimbing mulai dari registrasi di situs rkb.id , standarisasi produk, serta pelatihan pengelolaan branding. “Setelah itu, pelaku UMKM akan masuk ke tahap Go Digital, di mana pelaku UMKM mendapatkan pelatihan dan implementasi apps digital,media sosial, dan otomatisasi produk. Tahapan terakhir adalah Go Online di mana para pelaku UMKM mendapatkan pelatihan mengenai pembuatan website, listing di situs Blanja.com,serta pelatihan dan motovasi,” katanya saat konferensi pers di acara IBD Expo 2017.

Asa juga menegaskan, untuk mendongkrak penjualan produk UMKM, Telkom terus melakukan upaya digitalisasi UMKM di Indonesia melalui penyediaan infrastruktur ICT di seluruh RKB serta memberikan berbagai pelatihan kepada para pelaku UMKM ,khususnya terkait pelatihan pemasaran online. “Selain itu, Telkomjuga terusmendorong dan membantu mendaftarkan produk-produk UMKM di situs Blanja.com,” tambahnya.

Hingga saat ini terdapat 441.514 UMKM binaan RKB BUMN,di mana 434.081 UMKM adalah Go Modern, 7.433 UMKM telah Go Digital, dan 6.032 UMKM berstatus Go Online.

Asmawi Syam Koordinator Rumah Kreatif BUMN yang juga direktur utama Askrindo mengatakan, peminat produk-produk UMKM di Indonesia cukup tinggi, salah satunya adalah kerajinan bambu. Ia menceritakan, beberapa waktu lalu ia mengunjungi pengrajin bambu di Kabupaten Trenggalek, Jawa Timur. “Ternyata permintaan akan kerajinan tersebut sampai ke Belanda. Si pelaku usaha pernah mengirimkan satu kontainer kerajinan bambu ke Belanda,namun sesampainya di Eropa bambu-bambu tersebut berjamur,” tuturnya.

Kejadian seperti ini menurutnya tidak boleh terjadi karena akan menurunkan kepercayaan negara lain. “Untuk itu, kami di RKB mencari solusinya dengan memberikan pelatihan cara pengiriman bambu tersebut,” jelasnya.

Pelatihan-pelatihan seperti itulah yang menurut Asmawi akan mendongkrak nilai jual produk-produk UMKM Indonesia. “Selain kualitas dan cara pengiriman, kami juga fokus pada pelatihan hakpaten produk UMKM. Jangan sampai produk-produk yang mereka temukan diklaim oleh negara lain,” tutupnya.

Pewarta: Andes Lukman
Editor: PR Wire
Copyright © ANTARA 2017