Chicago (ANTARA News) - Kontrak emas berjangka di divisi COMEX New York Mercantile Exchange berakhir lebih rendah pada Selasa (Rabu pagi WIB), setelah ketua Federal Reserve memberi sinyal kenaikan suku bunga lagi tahun ini.

Xinhua melaporkan, kontrak emas paling aktif untuk pengiriman Desember turun 9,80 dolar AS atau 0,75 persen, menjadi menetap di 1.301,70 dolar AS per ounce.

Ketua Federal Reserve AS Janet Yellen mengatakan pada Selasa (26/9) pagi bahwa tepat bagi bank sentral untuk terus secara bertahap memperketat kebijakan moneternya meskipun ada ketidakpastian mengenai inflasi.

"Pendekatan bertahap sangat tepat mengingat inflasi yang lemah dan tingkat bunga riil rendah yang netral, yang menyiratkan bahwa FOMC (Komite Pasar Terbuka Federal) hanya memiliki cakupan terbatas untuk memotong suku bunga federal funds (dana federal) jika ekonomi terpukul oleh guncangan merugikan," kata Yellen seperti dikutip pada pertemuan tahunan Asosiasi Nasional untuk Ekonomi Bisnis.

Pernyataan Yellen memperkuat harapan untuk kenaikan suku bunga acuannya berikutnya pada akhir tahun ini.

Indeks dolar AS membukukan kenaikan 0,40 persen menjadi 93,04 pada pukul 18.20 GMT. Indeks tersebut merupakan ukuran dolar AS terhadap sekeranjang mata uang utama lainnya.

Saat dolar AS naik, emas berjangka biasanya akan turun, karena emas yang dihargakan dalam dolar AS menjadi lebih mahal bagi para pemegang mata uang lainnya.

Sedangkan untuk logam mulia lainnya, perak untuk pengiriman Desember turun 26,4 sen atau 1,54 persen, menjadi ditutup pada 16,883 dolar AS per ounce. Platinum untuk penyerahan Oktober merosot 15,50 dolar AS atau 1,65 persen, menjadi menetap di 924,70 dolar AS per ounce.
(UU.A026)

Editor: Heppy Ratna Sari
Copyright © ANTARA 2017