Mataram (ANTARA News) - Aparat kepolisian Gabungan dibawah kendali Tim Detasemen Khusus 88/Antiteror, masih mengejar Imam Munandar, otak dari kelompok teroris di Bima, Nusa Tenggara Barat.

Menurut informasi, Imam Munandar diduga berperan sebagai penggagas aksi penembakan dua anggota kepolisian di Bima Kota, pada 11 September lalu.

"Dia tetap TO (target operasi) kita, jadi sampai kapan pun juga kita akan kejar," kata Wakapolda NTB Kombes Pol Tajuddin di Mataram, Kamis.

Dalam insiden penembakan dua anggota kepolisian di Bima Kota, Nandar bertindak sebagai eksekutor. Dalam peristiwa penembakan itu, Nandar beraksi bersama MA alias One Dance, yang sebelumnya tewas dalam aksi baku tembak di pegunungan Oi Sarume, Kecamatan Ambalawi, Kabupaten Bima, pada Senin (30/10) pagi.

Sementara di TKP kedua, dalam periode yang hampir bersamaan, MIT alias Iqbal, melancarkan aksi penembakan bersama RFJ alias Yaman, yang juga dilaporkan telah tewas bersama One Dance di pegunungan Oi Sarume.

Informasi itu didapatkan dari hasil pemeriksaan Iqbal yang saat ini telah diamankan bersama delapan warga Penatoi, Kecamatan Mpunda, Bima kota.

"Jadi sudah ada pengakuan bahwa dia (Iqbal) yang melakukan," ujar Tajuddin.

Lebih lanjut, Iqbal bersama delapan warga Penatoi yang diduga turut terlibat dalam kelompok teroris jaringan Imam Munandar tersebut akan dikirim ke Mabes Polri.

Tidak hanya untuk mengetahui peran dan keterlibatannya. Namun pemeriksaan di Jakarta ini bertujuan untuk mengetahui aktivitas dan pergerakan dari komplotan radikal tersebut.

Pewarta: Dhimas Budi Pratama
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2017