Timika, Papua (ANTARA News) - Ribuan rumah penduduk di kota Timika, ibukota Kabupaten Mimika, Papua, Senin malam hingga Rabu siang terendam banjir setinggi hampir satu meter menyusul hujan lebat yang mengguyur kota Timika sejak Senin petang. Kondisi terparah dialami oleh warga di Kampung Timika Jaya SP2 Distrik Mimika Baru terutama di sekitar Hotel Amole Jaya II Jl Cenderawasih hingga perempatan Kuala Kencana-Kantor Bupati SP5. Rumah penduduk di wilayah itu hampir seluruhnya terendam banjir yang menimbulkan kepanikan warga dan sebagian lainnya harus memindahkan perabotnya ke lokasi yang lebih aman. Pemandangan serupa juga terlihat di sepanjang Kampung Kamoro Jaya SP1, Kampung Wonosari Jaya SP4, Kampung Kadun Jaya Kilometer 10 hingga Kilometer 14 Distrik Mimika Timur. Tidak itu saja, banjir bandang kali ini juga mengakibatkan tanggul bendungan air milik PT Freeport Indonesia (PTFI) yang berada di sisi utara Bandara Mozes Kilangin hingga Gorong-gorong Koperapoka jebol lantaran tidak kuat menahan arus air buangan dari Kali Kabur, tempat mengalirnya material tailing PTFI. Beberapa rumah penduduk beserta kandang ternak babi yang tepat berada di pinggir bendungan tersebut juga hanyut terbawa arus air. Akibat jebolnya tanggul bendungan tersebut, tempat parkir bus yang mengantar jemput karyawan PTFI dari Timika menuju Tembagapura yang biasanya disiapkan di Terminal Gorong-gorong Koperapoka akhirnya dipindahkan untuk sementara waktu ke belakang Kantor PLN Ranting Timika dan sebagian disiagakan di Check Point I Mile 28 Hotel Sheraton Timika. Untuk memperbaiki tanggul bendungan yang jebol di sekitar Terminal Gorong-gorong, sejak Selasa siang hingga Rabu PTFI telah menerjunkan sejumlah peralatan beratnya. Hal serupa juga dilakukan oleh staf Dinas Pekerjaan Umum (PU) Kabupaten Mimika di lokasi banjir di sekitar Kampung Timika Jaya SP2. Bahkan untuk menangani banjir bandang di Timika Jaya, Penjabat Bupati Mimika Atanasius Allo Rafra SH langsung turun tangan bersama Kepala Dinas PU Mimika Ir Abdul Muis MM. Sejumlah warga Timika Jaya mengaku persoalan banjir di wilayahnya sudah hal rutin setiap tahun, tapi banjir kali ini merupakan yang terbesar. "Banjir tahun ini paling parah, tahun-tahun sebelumnya tidak seperti sekarang. Di rumah ketinggian air bahkan sampai pinggang orang dewasa," tutur Hermina Tsolme, salah seorang di antara mereka.(*)

Editor: Heru Purwanto
Copyright © ANTARA 2007