Jakarta (ANTARA News) - Hakim pengadilan Spanyol mengeluarkan surat perintah penangkapan berskala Uni Eropa kepada pemimpin separatis Catalonia yang sudah dipecat, Carles Puigdemont, sehari setelah dia tak muncul dalam peradilan untuk menjawab pertanyaan mengenai perannya dalam gerakan kemerdekaan di wilayah otonomi itu.

Manuver ini kian membuat marah kaum demonstran di kawasan kaya raya di timur laut Spanyol itu. Para pengunjuk rasa serentak berseru dan mengibarkan bendera merah kuning belang-belang dengan satu bintang putih khas Catalonia.

Jaksa Spanyol berusaha mendakwa Puigdemont yang menyembunyikan diri di Belgia, dengan pasal pemberontakan, penghasutan dan penyalahgunaan uang rakyat. Kamis pekan ini lelaki berusia 54 tahun itu mengabaikan perintah hadir dalam sidang di Madrid.

Surat perintah penangkapan juga ditujukan kepada empat menteri Catalan yang juga tidak mau memenuhi panggilan pengadilan dan juga bersembunyi di Belgia. Seperti Puigdemont, mereka dipecat oleh pemerintah pusat sepekan lalu.

Kamis pekan ini hakim memerintahkan pemenjaraan wakil Puigdemont dan tujuh pejabat lainnya karena khawatir mengabaikan panggilan pengadilan.

Berbicara kepada saluran televisi Belgia RTBF dalam wawancara yang sudah direkam, Puigdemont berkilah dia tidak bersembunyi dari "keadilan sejati", melainkan dari sistem hukum Spanyol yang sudah jelas-jelas terpolitisasi.

Dia menyatakan tidak mendapatkan jaminan mendapatkan peradilan yang adil, sembari menuduh ada tekanan besar dan pengaruh politik terhadap sistem peradilan Spanyol, demikian AFP.


Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2017