Jakarta (ANTARA News) - DPR RI kembali menunda penetapan jadwal undangan kepada Presiden untuk menyampaikan langsung tanggapan pemerintah atas hak interpelasi DPR terkait dukungan pemerintah terhadap Resolusi Dewan Keamanan (DK) PBB No.1747 terkait pengembangan nuklir Iran. Penundaan itu merupakan keputusan Rapat Badan Musyawarah (Bamus) DPR yang dipimpin Wakil Ketua DPR Zaenal Maarif, di gedung DPR/MPR Jakarta, Kamis. Kegagalan menetapkan jadwal undangan itu merupakan kali kedua setelah Rapat Bamus pekan lalu tidak berhasil menetapkan keputusan penetapan jadwal undangan kepada Presiden. Rapat Bamus pekan lalu memutuskan bahwa dalam waktu sepekan fraksi-fraksi diimbau untuk menyatukan persepsi mengenai perlu-tidaknya tanggapan pemerintah atas hak interpelasi itu disampaikan langsung oleh Presiden. Pemahaman itu dinilai penting karena dalam Rapat Paripurna DPR pada 5 Juni, terjadi polemik tajam di antara fraksi-fraksi mengenai perlu-tidaknya Presiden hadir langsung ke DPR. Pada waktu itu, Presiden mengutus beberapa menteri, namun polemik yang berkepanjangan cenderung menyebabkan rapat DPR tidak kondusif sehingga rapat dihentikan oleh Ketua DPR Agung Laksono. Zaenal kepada pers seusai Rapat Bamus menjelaskan pimpinan DPR akan terlebih dahulu melakukan pertemuan (audiensi) dengan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono pada Senin (18/6). Setelah pertemuan itu, DPR melakukan rapat Bamus lagi pada Kamis (21/4). "Jadwal pemanggilan Presiden untuk menjawab interpelasi Iran baru akan dilakukan setelah pimpinan DPR Senin depan melakukan audiensi dengan Presiden," kata Zaenal Maarif. Dalam rapat Bamus tersebut, para nggota Bamus DPR mendapat informasi dari Wakil Fraksi Partai Golkar Fery Mursyidan Baldan bahwa Ketua DPR Agung Laksono telah menghubungi Fery. "Kepada Fery, Agung menjelaskan bahwa Presiden akan bertemu pimpinan DPR untuk beraudiensi soal interpelasi, Senin pekan depan. Jadi rapat kita putuskan menunggu pertemuan tersebut," katanya. Mengenai keputusan Agung Laksono memilih mengubungi Fery daripada pimpinan DPR lainnya, Zaenal mengaku tidak tahu-menahu. "Mungkin karena Fery yang Wakil Ketua Fraksi Partai Golkar dianggap teman se-fraksinya ," katanya. Zaenal menolak berkomentar ketika disinggung tentang lemahnya koordinasi antarpimpinan DPR. Namun, hubungan antar pimpinan DPR akhir-akhir ini renggang terkait recall terhadap Zaenal yang diajukan DPP Partai Bintang Reformasi (PBR). (*)

Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2007