Dari sisi capex memang tidak besar sekitar 50 juta dolar AS, tapi dampaknya yang besar sangat berpengaruh terhadap distribusi gas dalam negeri khususnya di Dumai dan Riau."
Jakarta (ANTARA News) - Wakil Menteri Energi dan Sumber Daya Arcandra melakukan peletakan batu pertama "groundbreaking" sebagai dimulainya proyek pembangunan pipa transmisi gas bumi Duri-Dumai di Provinsi Riau sepanjang 64 kilometer.

Melalui konferensi video yang terhubungan dengan dua lokasi yakni di Kilang Refinery Unit II Dumai (Pertamina) dan di Off Take Station (OTS) Dumai (PGN), Arcandra menjelaskan pipa Duri-Dumai menyalurkan gas untuk Kilang Pertamina Dumai untuk memenuhi kebutuhan industri, pelabuhan, dan industri petrokimia khususnya di Riau.

"Dari sisi capex memang tidak besar sekitar 50 juta dolar AS, tapi dampaknya yang besar sangat berpengaruh terhadap distribusi gas dalam negeri khususnya di Dumai dan Riau," kata Arcandra di Kantor Kementerian ESDM Jakarta, Senin.

Arcandra menjelaskan pembangunan dan pengoperasian pipa gas Duri-Dumai merupakan wujud dari sinergi BUMN dengan penugasan kepada PT Pertamina dan PT PGN.

Penugasan tersebut ditindaklanjuti kedua belah pihak dengan penandatanganan "Head of Agreement" (HoA) Pipa Duri-Dumai pada 9 Juni 2017. Kemudian, pada 27 Juli 2017, Pertamina mengalihkan HoA tersebut kepada PT Pertagas selaku anak perusahaannya.

Pada Jumat (10/11), PGN dan Pertagas juga telah menandatangani Perjanjian Kerja Sama Operasi (KSO) pembangunan pipa gas Duri-Dumai di Kantor Kementerian BUMN. Dalam KSO tersebut, PGN menguasai 40 persen saham sedangkan Pertagas sebesar 60 persen.

Pipa gas ruas Duri-Dumai memiliki diameter 24 inch dan panjang sekitar 64 km dengan titik awal terhubung di Duri Meter Station pipa Grissik-Duri (PT TGI) dan titik akhir di Kilang Pertamina Refinery Unit II Dumai.

Gas yang dialirkan pada ruas pipa tersebut milik Pertamina dan PGN dengan sumber gas dari Blok Corriodor (ConocoPhillips), Blok Bentu (Energi Mega Persada/EMP), dan Blok Jambi Merang (JOB Pertamina-Talisman).

Nilai investasi proyek tersebut diperkirakan sebesar 52,2 juta dolar AS dan menyerap tenaga kerja hingga 400 orang pada masa konstruksi.

Proyek ditargetkan selesai paling cepat 11 bulan, sehingga bulan Oktober 2018 diharapkan sudah bisa beroperasi.

Ada pun pipa Duri-Dumai akan menyalurkan gas untuk Kilang Pertamina Dumai, kebutuhan industri di Riau, kebutuhan pelabuhan, dan industri petrokimia dalam rangka mendorong nilai tambah ekonomi daerah, nasional serta daya saing industri.

Gas yang disalurkan ke Kilang Dumai digunakan untuk konversi bahan bakar dari fuel oil menjadi gas sehingga berpotensi meningkatkan kemampuan produksi kilang, dengan kebutuhan gas sebesar 57 juta MMSCFD dan meningkat bertahap hingga 120 MMSCFD.

Pewarta: Mentari Dwi Gayati
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2017