Banyuwangi (ANTARA News) - Kepala Kantor Unit Penyelenggara Bandara Banyuwangi Dodi Dharma Cahyadi mengatakan bandara yang berada di Desa Blimbingsari, Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur masih aman dari abu vulkanis Gunung Agung.

"Hingga hari ini aktivitas penerbangan di Bandara Banyuwangi masih normal dan tidak terganggu dengan erupsi Gunung Agung," katanya di Banyuwangi, Senin.

Menurutnya, penutupan Bandara Ngurah Rai di Denpasar, Bali juga belum berdampak signifikan terhadap lonjakan penumpang di Bandara Banyuwangi karena jumlah penumpang masih normal seperti biasanya.

"Sejauh ini jumlah penumpang juga masih wajar dan belum terlihat ada peningkatan, bahkan belum ada pemberitahuan secara resmi untuk pengalihan penerbangan dari Bandara Ngurah Rai ke Bandara Banyuwangi," tuturnya.

Dodi berharap sebaran abu vulkanis Gunung Agung tidak berpengaruh pada aktivitas penerbangan Bandara Banyuwangi, sehingga masyarakat masih bisa menggunakan jasa penerbangan dari Banyuwangi menuju ke Jakarta dan Surabaya maupun sebaliknya.

"Mudah-mudahan Bandara Banyuwangi tetap beroperasi, meskipun aktivitas Gunung Agung semakin meningkat. Namun, kami terus memantau aktivitas Gunung Agung dan siap siaga untuk mengantisipasi kemungkinan terburuk yang akan berdampak pada aktivitas penerbangan Bandara Banyuwangi," katanya.

Sementara itu, Bandara internasional I Gusti Ngurah Rai, Bali menutup sementara operasional penerbangan selama 24 jam karena terdampak sebaran abu vulkanik di wilayah udara bandara setempat.

PT Angkasa Pura I Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai mencatat sebanyak 455 jadwal penerbangan di bandara itu dibatalkan selama 24 jam penutupan bandara karena terdampak abu vulkanik Gunung Agung.

Untuk mengantisipasi penerbangan yang akan datang ke Bali, Angkasa Pura juga sudah menyiagakan bandara alternatif yaitu Bandara Juanda Surabaya, Bandara Lombok Praya, Bandara Sultan Hasanussin Makassar, Bandara Sultan Aji Muhammad Sulaiman Sepinggan Balikpapan, Bandara Adi Soemarmo Solo, Bandara Ahmad Yani Semarang dan Bandara Adi Sutjipto Yogyakarta.

Pewarta: Zumrotun Solichah
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2017