Bandarlampung (ANTARA News) - Pengamat politik dan peneliti CSIS, Indra J Piliang dalam seminar tentang Pilkada di Bandarlampung, Selasa, mengungkapkan adanya "cukong" atau pemodal di Jakarta yang siap membiayai para kandidat yang mengikuti pemilihan kepala daerah di berbagai daerah. "Jangan tidak percaya, para cukong itu siap memodali kandidat kepala daerah yang datang kepada mereka," ujar Piliang. Menurut dia, pemilihan langsung memang memerlukan kesiapan dana dari kandidat dalam jumlah besar, termasuk dana untuk menyewa partai politik yang mencalonkannya. Seraya menyebutkan salah satu tempat bisnis terkemuka di DKI Jakarta, Indra Piliang menyebutkan bahwa para pemodal dalam Pilkada itu tidak meminta persyaratan yang bertele-tele. Mereka umumnya hanya minta jaminan bahwa uang yang diberikan, kalau kandidat bersangkutan kalah, akan dikembalikan setidaknya dua kali lipat dari nilai nominal yang dipinjamkan. Namun kalau kandidat itu menang, dia menyatakan tidak akan minta untuk dibayar atau diganti. "Kalau ada kandidat kepala daerah di Lampung mau bertemu dengan para cukong itu, bisa saja," cetus Indra. Menurutnya, dengan perannya memodali pendanaan para kandidat kepala daerah di berbagai tempat yang akhirnya memenangi persaingan dan menjabat kepala daerah, para cukong itu justeru tak ubahnya akan menjadi seperti "pemerintahan bayangan". "Dia memang tidak minta uang yang sudah digunakan memodali kemenangan kandidat sebagai kepala daerah secara langsung, tapi dengan berbagai cara akan mempengaruhi kepala daerah melalui jaringan usaha dan bisnisnya melalui proyek-proyek dan kebijakan lain dengan melanggar ketentuan agar jatuh kepada tangan yang bersangkutan," kata Indra. Kondisi seperti itu ditengarai terjadi di beberapa daerah, yang memicu keluarnya kebijakan kepala daerah yang mengeksploitasi hutan dan alam serta potensi tambang di daerahnya secara membabi-buta.(*)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2007