Canberra (ANTARA News) - Australia akan membangun armada canggih berupa kapal beberapa perusak (destroyer) dan amfibi serang dengan biaya 11 miliar dolar Australia (9 miliar dolar AS), kata Perdana Menteri John Howard, Rabu. Howard mengatakan pemerintahannya sudah menyepakati pembelian tiga kapal perusak F-100 dengan biaya 7 miliar dolar Australia. Kapal itu akan dibangun di Adelaide oleh perusahaan Australia, ASC, bekerjasama dengan aytheon dari AS dan perusahaan milik pemerintah Spanyol, Navantia. Kapal perang berbobot 6 ribu ton itu akan dilengkapi radar canggih buatan AS dan dapat mengusung rudal SM 3. Rudal tersebut merupakan bagian dari usaha Jepang dan AS untuk membuat perisai pertahanan Rudal balistik Asia. Dua kapal perang amfibi berbobot 27 ribu ton yang dirancang Navantia akan dibangun di Negara Bagian Victoria, dengan kerjasama dari perusahaan pertahanan Australia, Tenix, dan dijadwalkan akan digunakan AL Australia menjelang 2012, kata Howard, seperti dikutip Reuters. Pengadaan itu akan menjadikan AL Australia sebagai salah satu yang terkuat di kawasan Asia, dengan dua kapal amfibi yang bisa mengangkut lebih dari 2 ribu tentara, 16 helikopter serbu maupun helikopter pengangkut dan 23 tank. "Ini akan secara dahsyat meningkatkan kemampuan Australia untuk mengirimkan pasukan saat diperlukan, khususnya di kawasan milik kita, tapi tidak terbatas untuk kawasan kita sendiri," kata Howard dalam taklimat. Rancangan kapal perusak dari Navantia mengalahkan rancangan dari AS yang ukurannya lebih besar dan lebih mahal. Rancangan kapal amfibi dari perusahaan pemerintah Spanyol itu juga lebih disukai daripada rancangan Prancis yang lebih kecil. Australia dalam tahun-tahun terakhir meningkatkan anggaran pertahanan hingga 20 miliar dolar Australia per tahun, di tengah meningkatnya instabilitas di Asia-Pasifik. Sebanyak 50 miliar dolar Australia sudah dibelanjakan, termasuk untuk pesawat tempur untuk tiga matra, F-35 JSF. Canberra yang merupakan sekutu dekat AS, mengerahkan sekitar 1.500 tentara di Irak maupun sekitarnya, termasuk Afghanistan, sebagai bagian dari pasukan koalisi yang dipimpin AS. Tentara Australia juga mengambil bagian dalam operasi keamanan di Timor Leste sejak tahun lalu. (*)

Pewarta:
Copyright © ANTARA 2007