Jambi (ANTARA News) - Puluhan aktivis lingkungan yang dimotori Wahana Lingkungan Hidup (Walhi) Jambi menggelar unjukrasa di sela-sela pertemuan lima Menteri Lingkungan Hidup Asean (Indonesia, Singapura, Malaysia, Brunei Darussalam, dan Thailand) di Jambi, Rabu. Pertemuan Menteri LH Asean di Kota Jambi itu membahas tindaklanjut penanggulangan kebakaran hutan dan lahan serta asap di Indonesia khususnya di Sumatera dan Kalimantan. Para aktivis lingkungan Jambi itu mendesak pertemuan para Menteri LH Asean itu harus menghasilkan komitmen yang kongret dan jangan hanya sebatas penandatangan di atas kertas tanpa ada "action". Direktur Eksekutif Walhi Jambi, Feri Irawan mengatakan, Indonesia selama ini gagal menanggulangi kebakaran hutan dan asap sehingga yang menjadi korban adalah masyarakat kecil dan kerusakan lingkungan hutan kian parah. Mereka juga mengecam pemerintah Indonesia yang tidak mampu menangkap para pelaku terutama pihak perusahaan yang nyata-nyata menjadi biang keladi penyebab kebakaran hutan dan kerusakan lingkungan. Sementara Pemerintah Malaysia tidak ada niat atau memberi sanksi terhadap perusahaan Malaysia yang beroperasi di Indonesia melakukan pembakaran hutan dan lahan. Dalam pernyataan sikap aktivis lingkungan Jambi itu juga menuding negara-negara Asean merupakan negara yang paling banyak menampung kayu hasil pembalakan liar (ilegal logging) dari Indonesia. Sementara itu, Deputi Menteri LH Malaysia, Dato`s Sothinathan mengatakan, jika ada investor perkebunan Malaysia yang beroperasi di Indonesia sengaja membakar hutan dan lahan agar pemerintah RI menindak tegas sesuai UU yang berlaku di Indonesia. "Kami (Malaysia) tidak akan intervensi jika pemerintah Indonesia menghukum mereka. Kami akan menghargai aturan hukum yang berlaku di Indonesia," ujarnya.(*)

Pewarta:
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2007