Rohil, Riau (ANTARA News) - Tiga orang pelaku bom Bali, yakni Noordin M Top, Ismail dan Rois, pernah bermukim di areal perkebunan sawit di kampung Pendekar Bahan Kecamatan Bangko Pusako Kabupaten Rokan Hilir (Rohil), Riau.
"Mereka pernah tinggal di sini walau tak lama. Ismail merupakan anak saya sedangkan Rois anak kerabat saya mereka berdua telah ditangkap tinggal Noordin yang masih bebas," ujar Datam ayah dari Ismail (26) ketika ditemui di kampung Pendekar Bahan Kepenghuluan Bangko Kiri, Rohil, Rabu.
Datam, warga Pendekar Bahan yang sehari-harinya bekerja menyadap karet itu mengakui kenal dengan Noordin M Top sejak tinggal di Malaysia.
Datam dulunya merupakan tukang kebun di Pesantren Lukmannul Hakim di Ulu Tiram, Johor Bahru, Malaysia, tempat Noordin mengajar, dan ia datang ke Malaysia secara ilegal dan berasal dari Sumatera Utara.
"Saya selalu bertemu Noordin. Ia selalu menyapa saya. Setelah saya pindah kemari (Pendekar Bahan-Red), Noordin juga pernah kemari," ungkap Datam.
Menurut dia, Noordin sosok lelaki tegap yang tinggi besar dan ramah yang mau menyapa dirinya saat sedang asik bekerja menata bunga-bunga di pesantren tersebut meskipun hanya tukang kebun.
Kedatangan Noordin ke tempatnya di pelosok Riau itu terjadi sebelum peristiwa bom Bali dan kebetulan mertua Noordin, yakni Rusdi, juga tinggal bersebelahan rumah dengannya dan telah dikenalnya sejak di Malaysia.
"Saya kenal baik dengan Pak Rusdi. Kami sama-sama bekerja di pesantren Lukmanul Hakim. Mertua Noordin membuka kedai `sampah` (jualan makanan ringan) di pesantren," ujar Datam.
Menurut ayah 12 anak itu, ia kembali ke Riau karena pemutihan pendatang ilegal di negeri jiran itu pada 1999 dan sejak tahun tersebut ia pulang ke Indonesia dan menetap di Riau.
Mertua Noordin menyusul dirinya ke Riau dua tahun kemudian dan ikut menetap di Pendekar Bahan yang berjarak sekitar 85 kilometer dari Bagan Siapi-api ibukota Rohil atau sekitar 290 kilometer dari Pekanbaru.
Datam mengatakan Noordin datang ke kampung itu bersama istrinya, Siti Rahmah, dan ketiga anak mereka. namun, Noordin tidak lama menetap hanya beberapa hari, sedangkan Rahmah dan ketiga anaknya tetap tinggal bersama mertuanya.
"Setelah Noordin pergi dari sini semuanya berubah. Anak saya Ismail ikut terlibat dalam bom Bali dan kini mendekam di penjara Cipinang, begitu juga Rois anak Pak Rusdi yang juga ipar Noordin di Cipinang," kata Datam.
Menurut dia, anaknya Ismail tertangkap di Bandung sedangkan Rois abang dari Siti Rahmah tertangkap di Pekanbaru. Keduanya terlibat membantu Noordin dalam bom Bali.
Ia mengakui, selama tujuh tahun tingal di Malaysia, anaknya Ismail belajar di pesantren Lukmannul Hakim dan bergaul erat dengan Noordin.
Ketika ditanya perihal keluarga Noordin saat ini ada dimana, Datam menduga mertua dan istri Noordin pindah ke Dumai, sebab sebelum menghilang tujuh bulan lalu mereka pamit untuk pergi ke Dumai.(*)
Editor: Heru Purwanto
Copyright © ANTARA 2007