Nabire (ANTARA News) - Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi mengatakan pembangunan Bandara Douw Aturure Nabire yang baru harus tahan dan kuat terhadap gempa mengingat lokasinya tak jauh dari gunung.

Dalam kunjungan kerjanya meninjau Bandara Nabire, Rabu (20/12), Menhub Budi Karya mengatakan pembangunan bandara pada lahan seluas 4.000 hektare tersebut akan dimulai pada 2018 dan selesai paling lambat pada 2020.

"Pertama melakukan satu tes beban tertentu untuk mempersiapkan di sana dengan tanah berpasir dan rawa itu cukup kuat dan tahan terhadap gempa," kata Budi Karya.

Bandara Nabire baru berlokasi 45 menit dari bandara eksisting di Jalan Sisingamangaraja, Kecamatan Nabire, Kabupaten Nabire, Papua. Pembangunannya memerlukan anggaran Rp200,6 miliar dari Dana Alokasi Umum (DAU), APBD, dan Dana Bagi Hasil (DBH).

Budi menjelaskan bandara ini dibangun dengan unsur kehati-hatian dengan fondasi yang sesuai untuk kondisi geografis di lokasi tersebut yang berpotensi gempa dan tsunami.

Menurut dia, proses pengurukan fondasinya pun bisa mencapai hingga lima sampai enam meter. Oleh karena itu, pembangunan diperkirakan baru selesai pada 2020.

"Land side juga harus dipersiapkan dengan baik karena kalau gempa di atas tujuh skala Richter itu ada fondasi yang mesti dipersiapkan dengan baik begitu juga landasannya," ujar Menhub.

Adapun Bandara Douw Aturure akan menjadi bandara berkelas internasional yang menjangkau delapan kabupaten, yakni Paniai, Dogiyai, Intan Jaya, Puncak Jaya, Puncak Yapen, Waropen, Waimana, dan Kaimana.

Sebelumnya, Presiden Joko Widodo mengatakan tahap pertama akan dibangun bandara dengan kapasitas 8.000 penumpang, namun rencananya akan memiliki kapasitas penumpang hingga 15 ribu.

"Kita harapkan 2019 selesai, tapi kalau nggak selesai, mundurnya sedikitlah. Mundurnya 2020," kata Presiden Jokowi.

(T.M053/B014)

Pewarta: Mentari Dwi Gayati
Editor: Alviansyah Pasaribu
Copyright © ANTARA 2017