Tidak hanya soal gangguan negara, tetapi juga mengganggu sampai ke rumah tangga."
Pekanbaru (ANTARA News) - Penasehat Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) pada 2005--2013 Abdullah Hehamahua menyampaikan bahwa korupsi adalah sebuah bisnis menjanjikan sehingga bisa membuat orang kaya mendadak.

"Seseorang hanya bisa kaya mendadak karena melakukan korupsi. Kalau ada aparatur sipil negara yang punya mobil Mercy, hanya dua kemungkinan, warisan atau korupsi," ujarnya di Pekanbaru, Selasa.

Hal itu disampaikan Abdullah Hehamahua dalam diskusi umum dan bedah buku karyanya "Jihad Memberantas Korupsi" yang diselenggarakan Badan Koordinasi Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Riau-Kepulauan Riau, Pusat Kegiatan HMI/Korps Alumni HMI Riau.

Korupsi, dinilainya, tidak hanya dilakukan pejabat tinggi tingkat nasional maupun daerah, namun sudah transnasional, antarnegara, sehingga menjadi kejahatan luar biasa yang harus diperangi secara jihad.

"Dampak korupsi itu juga luar biasa. Tidak hanya soal gangguan negara, tetapi juga mengganggu sampai ke rumah tangga," ujarnya.

Hehamahua mengemukakan, dirinya secara sadar memilih diksi "jihad" pada judul bukunya karena dinilai sangat tepat dan mendalam melihat banyak yang salah kaprah dengan arti jihad.

Ketika orang bicara jihad, menurut dia, selalu dianggap teroris, anti-Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI), anti-Pancasila, radikalisme dan seterusnya.

Padahal, ditegaskannya, jihad yang paling kecil itu adalah membuang duri di jalan sesuai sebuah hadist.

"Apakah ada kata teroris di sana? Membuang duri dari jalan tidak menyangkut tentang teroris, perang dan sebagainya. Tidak bolos kuliah, itu jihad. Membantu orang lain itu jihad," katanya.

Oleh sebab itu, ia menambahkan, dalam melawan korupsi harus dimulai dari melakukan sesuatu yang baik, meskipun kecil, selain selalu mencoba konsisten menolak sesuatu yang buruk.

Pewarta: Bayu Agustari Adha
Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2017