Jakarta (ANTARA News) - Sepak bola dan drama kerap kali bersinggungan, baik itu di lapangan hijau, di dalam ruang ganti ataupun di sebuah ruang tertutup tempat negosiasi transfer kepindahan pemain terjadi. 




Drama, adalah kata yang tepat untuk menggambarkan proses Liverpool mendatangkan bek tengah berdarah Belanda, Virgil van Dijk, dari klub lamanya, Southampton.



Tepat pada 27 Desember 2017, dua hari setelah perayaan Natal dan hanya hitungan jari menjelang momen pergantian tahun menuju 2018, Liverpool akhirnya resmi mengumumkan Van Dijk akan mulai menjadi penghuni tetap barisan pertahanan Anfield mulai 1 Januari 2018.



Bagi para penggemar Liverpool proses kepindahan Van Dijk menjadi sebuah drama tersendiri yang memainkan emosi mereka. Media lokal Inggris tentu saja menjadi narator yang fasih melafalkan saga transfer Van Dijk-Liverpool-Southampton.



Pengujung musim 2016-2017, nama Van Dijk ramai disebut-sebut menjadi salah satu pemain incaran utama pelatih Juergen Klopp untuk memperkuat Liverpool demi ambisi membangun kembali kejayaan klub Merseyside itu.



Santernya pemberitaan di media-media resmi dibarengi dengan riuh rendah di media sosial yang memberikan pembaruan termutakhir mengenai kabar kepastian Van Dijk merapat ke Liverpool musim panas lalu.



Sayang, harapan penggemar Liverpol akan kepastian kedatangan Van Dijk sebelum musim 2017-2018 dimulai yang terlanjur membumbung tinggi, dihempaskan begitu saja oleh pernyataan bernada mengancam dari Southampton untuk Liverpool.



"Kami akan membawa masalah ini ke FA", kurang lebih demikian ancaman Southampton kepada Liverpool, yang menjadi buntut tuduhan bahwa The Reds melakukan negosiasi kontrak yang ilegal dengan Van Dijk padahal belum ada kesepakatan harga nilai jual di antara kedua klub.



Bahkan media juga memuat kisah "perselingkuhan" Klopp dan Van Dijk di Blackpool, yang disebut-sebut sebagai biang keladi kemarahan Southampton.



Gentar dibawa meja komisi disiplin badan sepak bola Inggris, FA, yang dibayangi ancaman larangan transfer untuk beberapa waktu tertentu, Liverpool mundur teratur. Mereka mengumumkan permohonan maaf resmi atas "tindakan tak terpuji" yang mereka lakukan, "main belakang" dalam transfer Van Dijk.



Bahkan ketika jendela transfer musim panas 2017-2018 belum dibuka, para penggemar Liverpool harus menerima kenyataan bahwa klub mereka gagal --atau setidaknya menunda-- mendatangkan Van Dijk untuk memperkuat lini pertahanan yang selama ini menjadi momok utama kegagalan mereka.



Kepedihan itu, setidaknya terobati dengan keberhasilan Liverpool mendapatkan penyerang sayap Mohamed Salah dari AS Roma beberapa pekan setelah permintaan maaf kepada Southampton. Salah menjadi pemain kedua yang didatangkan Liverpool untuk musim 2017-2018 setelah pada Mei mereka mengumumkan kedatangan penyerang muda berbakat Inggris, Dominic Solanke dari Chelsea.



Solanke dan Salah, disusul bek kiri Andrew Robertson dari Hull City pada akhir Juli 2017. Lantas kegembiraan para penggemar Liverpool kembali merekah ketika pada Agustus 2017 klub mereka mengumumkan kesepakatan transfer gelandang kreatif Naby Keita dari klub Jerman RB Leipzig, meski mereka harus bersabar selama satu musim untuk bisa menyaksikan Keita berseragam Liverpool.



Hambatan proses transfer rupanya tak menghentikan keinginan Van Dijk berlabuh di Liverpool. Langkahnya mengajukan permintaan transfer berujung hukuman berlatih terpisah dari tim utama yang dijatuhkan pelatih Southampton Mauricio Pellegrino yang pada masa sebagai pemain sempat merumput untuk Liverpool.



Mendekati batas tenggat waktu transfer musim panas, 1 September 2017, nama Van Dijk meski sayup-sayup masih santer dikabarkan bakal bergabung dengan Liverpool, bersama dengan gelandang serang Arsenal Alex Oxlade-Chamberlain dan gelandang kreatif AS Monaco Thomas Lemar.



Ketika malam pergantian hari, hanya Oxlade-Chamberlain yang resmi didatangkan Liverpool. Apa lacur, kegigihan Van Dijk meminta transfer tak bersambut oleh Liverpool yang terlanjur mundur lantaran takut dengan sanksi larangan transfer.





Lini pertahanan yang rapuh




Untungnya, para pemain yang didatangkan empat pemain yang didatangkan Liverpool pada musim panas bisa memberikan sumbangsih cukup positif untuk kiprah Pasukan Merah baik di Liga Inggris maupun Liga Champions, meski mereka harus tersingkir dari Piala Liga.



Setidaknya urusan lini depan Liverpool tak mengalami masalah yang berarti jika tak patut disebut justru meningkat pesat akibat kebijakan transfer musim panas, terutama berkat ketajaman Salah yang hingga pekan ke-19 memimpin klasemen daftar pencetak gol Liga Inggris dengan 15 gol sebelum digusur penyerang Tottenham Hotspur Harry Kane dengan 18 gol pada pekan ke-20.



Oxlade-Chamberlain memang tak banyak memulai laga sebagai starter, namun belakangan mulai dipercaya menyusul cedera yang kembali kambuh mendera sang kapten Jordan Henderson. Dan Oxlade-Chamberlain sudah mencetak dua gol untuk Liverpool yang tak diraihnya dalam tujuh musim terakhir untuk Arsenal.



Robertson yang kedatangannya tak langsung mendapatkan proses adaptasi mulus, terutama terganjal gemilangnya penampilan Alberto Moreno sejak pramusim mulai mendapat kesempatan rutin semenjak cedera Moreno dan memberikan suntikan umpan-umpan silang yang lebih presisi dan menciptakan peluang untuk Liverpool.



Sedangkan Solanke, meski tak kunjung mencetak gol perdananya di Liga Inggris, terus dipercaya Klopp menjadi pilihan kedua mengalahkan penyerang timnas Inggris, Daniel Sturridge.



Sayang, kegemilangan Liverpool di lini depan tak mampu diduplikasi barisan pertahanan mereka yang tak lebih baik dibandingkan musim-musim sebelumnya. Area bek tengah yang praktis hanya menyisakan pilihan tiga pemain, Joel Matip, Dejan Lovren dan Ragnar Klavan tak cukup solid mengawal gawang Liverpool.



Liverpool berkali-kali kehilangan poin yang sudah sempat mereka miliki lantaran pertahanan yang rapuh. Yang paling kentara terjadi pada empat laga, melawan Sevilla, Chelsea, Everton dan Arsenal.



Menghadapi Sevilla pada fase grup Liga Champions, Liverpool unggul 3-0 berkat dua gol Roberto Firmino dan satu gol Sadio Mane hingga babak pertama usai, namun pada babak kedua pertahanan mereka gagal membendung tim tamu sehingga laga harus usai dengan skor 3-3.



Dalam laga kontra Chelsea hal serupa juga terjadi, Liverpool unggul 1-0 hanya untuk pulang dengan satu poin lantaran sebuah gol balasan dari Willian yang seharusnya bisa diantisipasi lebih baik oleh barisan pertahanan Liverpool.



Lantas dalam Derby Merseyside, tentu saja lini serang Liverpool seharusnya bisa memperbesar keunggulan 1-0 atas Everton, namun keputusan Lovren menjatuhkan Dominic Calvert-Lewin di area terlarang berujung eksekusi penalti sempurna Wayne Rooney yang memaksa laga berakhir imbang 1-1.



Terakhir, menjelang Natal, Liverpool yang tengah unggul dua gol atas Arsenal harus mengalami mimpi buruk akibat rapuhnya pertahanan mereka yang kebobolan tiga gol dalam lima menit sebelum akhirnya terselamatkan gol Firmino demi satu angka dalam kedudukan imbang 3-3.



Di antara cemerlangnya lini serang dan rapuhnya barisan pertahanan, nama Van Dijk tak lepas dari rumor kepindahan ke Liverpool. Sekali dalam sepekan setidaknya media Inggris mengulas kembali peluang kepindahan itu. Tentu saja dibumbui drama persaingan dari pemuncak klasemen dan favorit juara musim ini, Manchester City, yang kabarnya juga siap merogoh dalam-dalam kocek mereka yang tak mempunyai dasar itu.



Beruntung bagi para penggemar Liverpool, klub mereka menghadiahkan kado Natal dan Tahun Baru yang sangat berarti, kesepakatan mendatangkan Van Dijk yang diumukan dua hari setelah Natal.





Drama berikutnya



Kepastian kedatangan Van Dijk tentu saja diawali drama-drama yang kembali bermunculan jelang dibukanya jendela transfer musim dingin. Van Dijk tak dibawa dalam skuad untuk pertandingan Southampton melawan Chelsea pada 16 Desember 2017, muncul rumor transfer dengan tujuan Liverpool atau City.



Van Dijk kembali ditinggalkan dalam laga berikutnya kontra Huddersfield Town, rumor kian menguat.



Terakhir, Pellegrino lagi-lagi meninggalkan Van Dijk dalam pertandingan menghadapi Tottenham Hotspur di Wembley, rumor kian mengganas.



Rumor itu rupanya berujung kepastian Liverpool mendapatkan tanda tangan Van Dijk. Sebuah foto Van Dijk berpose dengan seragam Liverpool di sebuah ruangan yang masih dihiasi pohon Natal menjadi epilog saga transfer pemain berusia 26 tahun itu.



Liverpool tak mengumumkan berapa nilai transfer pemain yang akan mengenakan nomor punggung 4 itu, tetapi sejumlah media menyebutkan angka 75 juta poundsterling. Sebuah rekor pembelian bek termahal di Liga Inggris, mematahkan pembelian Benjamin Mendy dari Monaco ke City dengan harga 52 juta poundsterling.



Saga transfer boleh berakhir, namun Van Dijk dan Klopp masih harus membuktikan bahwa keputusan tersebut merupakan hal paling tepat untuk masalah terbesar yang dihadapi Liverpool saat ini.



Sementara Van Dijk harus menjawab tantangan tersebut, Liverpool juga masih dibayang-bayangi kelanjutan saga transfer lain, dengan lakon "Philippe Coutinho tergoda Barcelona".



Kegagalan Barcelona mendapatkan Coutinho pada musim panas lalu sempat diwarnai "aksi mogok" dari sang pemain dalam babak kualifikasi Liga Champions untuk Liverpool, meski belakangan Si Penyihir Kecil membuktikan ia tetap bisa memberikan 100 persen kemampuannya untuk Liverpool di tengah bayang-bayang seragam merah biru di benaknya.



Liverpool dan para penggemarnya mungkin masih akan menghadapi drama lain pada jendela transfer musim dingin nanti, namun setidaknya mereka untuk sejenak bisa menikmati keberhasilan memperoleh Van Dijk.



Sebelum kemudian tenggelam lagi dalam drama lain di jendela transfer musim dingin dengan pemeran utama Coutinho, yang paling lambat akan dipastikan hingga 31 Januari 2018 nanti.

Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2017