Paris (ANTARA News) - Beberapa terduga anggota milisi Prancis ditangkap di Suriah utara, termasuk seorang pria yang pernah dihukum karena menjalankan jaringan perekrutan gerilyawan di Prancis, menurut sumber pada Rabu. Menurut saluran berita Prancis LCI, milisi YPG Kurdi Suriah menahan tiga orang pada 17 Desember.

"Beberapa warga Prancis ditangkap di Suriah utara di daerah Hassakeh, dekat perbatasan Irak," kata sumber tersebut, yang mengkonfirmasikan penangkapan itu.

Sumber tersebut menambahkan bahwa ada lebih dari tiga warga negara Prancis yang ditahan, termasuk Thomas Barnouin, seorang gerilyawan yang oleh dinas keamanan Prancis diyakini telah pergi ke Suriah pada tahun 2014 untuk bergabung dengan kelompok ISIS.

Barnouin dijatuhi hukuman lima tahun penjara pada tahun 2006 karena menjalankan jaringan perekrutan gerilyawan di barat daya wilayah Toulouse. Ia juga dekat dengan Mohammed Merah, seorang pria bersenjata yang menewaskan tujuh orang di daerah tersebut pada tahun 2012, termasuk tiga orang anak-anak Yahudi.

Dia juga dekat dengan dua bersaudara Fabien dan Jean-Michel Clain, yang diidentifikasi oleh petugas sebagai pengisi pesan audio yang mengklaim ISIS bertanggung jawab atas serangan di Paris yang menewaskan 130 orang pada tahun 2015.

Jaksa penuntut umum menolak berkomentar. Kementerian dalam negeri Prancis mengatakan bahwa mereka tidak dapat membantah atau mengkonfirmasi penangkapan.

Kepala badan intelijen internal DGSI Prancis, Laurent Nunez, memperingatkan pada November bahwa dinas keamanan masih khawatir militan bisa terus merencanakan serangan di Prancis dari Suriah dan Irak meski kelompok ISIS kehilangan wilayahnya.

Menteri luar negeri Prancis mengatakan pada 9 Desember bahwa Paris memperkirakan jumlah gerilyawan Prancis yang masih berada di wilayah tersebut sekitar 500 orang.

Tidak jelas apakah mereka yang tertangkap di Irak dan Suriah akan dikembalikan ke negara asalnya, meskipun pejabat Prancis mengatakan bahwa mereka mengharapkan semua orang dewasa untuk menjalani hukuman lokal.

Kurang dari seribu petempur ISIS masih berada di Irak dan Suriah, menurut koalisi internasional pimpinan Amerika Serikat yang memerangi milisi garis keras Sunni.

Jumlah itu merupakan sepertiga dari perkiraan angka yang baru saja ditemukan tiga minggu lalu.

Irak dan Suriah telah mengumumkan kemenangan atas ISIS dalam beberapa pekan terakhir, setelah setahun tentara kedua negara, berbagai sekutu asing dan pasukan militer daerah mengusir para petempur ISIS, yang pernah membuat kekhalifahan yang mereka proklamirkan sendiri, dari semua kota dan desa.

AS telah memimpin sebuah koalisi internasional yang melakukan serangan udara terhadap ISIS sejak 2014, ketika kelompok tersebut menyapu sepertiga dari wilayah Irak. Pasukan AS telah bertugas sebagai penasihat di lapangan bersama dengan pasukan pemerintah Irak serta kelompok Kurdi dan Arab di Suriah.

(G003/M007)

Pewarta: -
Editor: Unggul Tri Ratomo
Copyright © ANTARA 2017