Pontianak (ANTARA News) - Ketua Dewan Pimpinan Pusat Partai Golkar, Priyo Budi Santoso, mengatakan pertemuan antara Partai Golkar dengan Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) yang belum lama ini dilaksanakan di Medan, hanyalah bentuk silaturahmi biasa. "Masih terlalu pagi untuk melakukan koalisi. Biasanya koalisi besar kita bangun setelah tahu kekuatan masing-masing," kata Priyo Budi Santoso dalam keterangan pers di sekretariat DPD Partai Golkar Kalbar, di Pontianak, Sabtu. Menurut ia, pertemuan yang berlangsung di Medan beberapa hari lalu, lebih kepada suatu bentuk silaturahmi, namun di dalamnya ada komitmen yang sama terhadap permasalahan bangsa mengenai adanya program pemerintah yang mesti dihormati karena untuk kepentingan rakyat. Namun begitu, ia mengakui Partai Golkar sebagai pemenang Pemilu dan PDIP sebagai pemenang kedua, secara psikologis di lapangan tidak akur. "Maka pertemuan diadakan untuk bergandengan tangan," imbuhnya. Mengenai adanya kemungkinan Partai Golkar di daerah melakukan koalisi dengan partai lain dalam pelaksanaan pemilihan kepala daerah, Ketua DPP Partai Golkar yang juga Wakil Ketua Komisi II DPR RI itu menyatakan Golkar tidak pernah menafikan untuk menolak berkoalisi dengan partai lain menuju kemenangan. Sebelumnya, Wakil Ketua Umum DPP Golkar Agung Laksono menegaskan pertemuan Ketua Dewan Pertimbangan Pusat PDIP Taufiq Kiemas dengan Ketua Dewan Penasihat Golkar Surya Paloh di Medan tersebut, hanya pertemuan silaturahmi dan bukan mengarah pada pembentukan koalisi diantara kedua partai. "Pertemuan seperti itu wajar-wajar saja dan bisa saja dilakukan sepanjang tidak ada kesepakatan atau komitmen yang mengikat bagi kedua partai," katanya. Agung mengatakan bahwa jika pertemuan itu membahas kesepakatan untuk menggalang koalisi, maka forumnya tidak tepat. Koalisi Golkar dengan partai lain harus dibicarakan terlebih dahulu dalam forum resmi di DPP Golkar. Pertemuan di Medan itu lebih diarahkan untuk menciptakan situasi kondusif agar suhu politik tidak terlalu tinggi.(*)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2007