Denpasar (ANTARA News) - Keiji Wada (45), turis Jepang yang tewas diduga terjun dari lantai 10 Nikko Resort & Spa di Desa Sawangan, Kuta Selatan, Bali, hingga Selasa pagi jenazahnya masih "terlantar" di kamar mayat RSUP Sanglah, Denpasar. Pihak Rumah Sakit Umum Propinsi (RSUP) Sanglah maupun kepolisian setempat, belum bisa melakukan pemeriksaan lebih lanjut mengenai penyebab kematian korban, karena harus menunggu izin pihak keluarga dan Konjen Jepang di Denpasar. "Kami belum bisa melakukan pemeriksaan dalam (bedah mayat), karena harus menunggu izin pihak keluarga maupun Konjen Jepang. Kami baru melakukan pemeriksaan luar dan belum bisa menentukan penyebab kematiannya," kata dr Hengki dari RSUP Sanglah, ketika dihubungi ANTARA News di Denpasar. Ia menyarankan untuk menghubungi dr Alit, dokter RSUP Sanglah lainnya, yang memegang berkas pemeriksaan luar. Namun nomor telepon selular yang bersangkutan tak berhasil dihubungi. Sudana, dari bagian pemeriksaan lapangan Kamar Mayat RSUP Sanglah, juga membenarkan sejauh ini belum ada pihak keluarga maupun Konsul Jenderal Jepang di Denpasar yang datang atau menghubungi guna memberikan izin pemeriksaan lebih lanjut. "Masih belum ada kejelasan, mau diapakan dan dikemanakan jenazah Keiji Wada. Kami hanya bisa menunggu perkembangan lebih lanjut," katanya. Sementara pihak Konjen Jepang di Denpasar, ketika dihubungi menyatakan belum ada informasi yang bisa disampaikan berkaitan kematian Keiji Wada. "Kami belum bisa memberikan informasi apa-apa. Belum ada juga Konsul yang ditunjuk untuk menjelaskan masalah itu," kata seorang staf Konjen yang juga menolak memberitahukan namanya. Keiji Wada ditemukan tewas dalam kondisi menyedihkan di tebing belakang Nikko Resort & Spa, tepat di belakang kamar 103 tempatnya menginap di lantai 10, Senin (25/6) pagi. Dari kondisi jenazah yang memprihatinkan, aparat kepolisian dari Polsek Kuta Selatan dan Poltabes Denpasar yang melakukan pemeriksaan menduga kuat korban terjun dari kamarnya di lantai 10 Nikko Resort & Spa. Korban bisa terjun atau terjatuh dari lantai 10 karena pengaruh obat-obatan terlarang atau minuman keras. Di kamar korban ditemukan botol bir, obat-obatan dari Jepang dan barang memabukkan jenis jamur (mushroom). Sedangkan kemungkinan terjadinya tindak kriminalitas sangat kecil, karena pintu kamar dalam keadaan terkunci dan penjagaan di gerbang masuk tempat peristirahatan itu cukup ketat.(*)

Editor: Heru Purwanto
Copyright © ANTARA 2007