Beirut (ANTARA News) - Pengawal Revolusi Iran bentrok dengan militan ISIS di bagian barat negara itu, Sabtu waktu setempat, tulis Sepah News, laman berita resmi Garda.

Sebuah tim terdiri dari 21 petempur ISIS yang melintasi perbatasan barat Iran dan ditempatkan di bawah pengawasan pasukan militer terkuatA di Republik Islam itu, menyerang mereka Sabtu pagi.

Sebagian besar militan telah ditangkap, namun tidak disebutkan jumlah orang yang terbunuh atau terluka dalam bentrokan itu.

Juni lalu, ISIS menyerang parlemen Iran di Teheran dan makam pendiri Republik Islam Ayatollah Ruhollah Khomeini sehingga menewaskan sedikitnya 18 orang dan melukai puluhan lainnya.

Penyerangnya adalah orang Kurdi Iran dari wilayah Kurdi di Iran barat dekat perbatasan Irak.

Pengawal Revolusi Iran menembakkan beberapa kali merudal markas ISIS di Suriah pada 18 Juni sebagai jawaban atas serangan ISIS.

Presiden Iran Hassan Rouhani mengatakan kekuatan baru didukung Amerika Serikat di dalam wilayah Suriah yang berkekuatan 30 ribu prajurit adalah melanggar hukum internasional dan kedaulatan Suriah.

Iran berkoalisi dengan Suriah, Turki dan Rusia untuk mengimbangi rencana dukungan AS itu.

Juru bicara Kementerian Luar Negeri Iran Bahram Qasemi mengatakan pasukan dukungan AS untuk Suriah akan "menyulut api perang" dan meningkatkan ketegangan.

Pada 22 Desember 2017, Panglima Komando Sentral AS Jenderal Joseph votel mengumumkan akan membentuk pasukan perbatasan di Suriah dengan dalih untuk mencegah kemunculan kembali ISIS, demikian Reuters.

(G003)

Pewarta: -
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2018