Jakarta (ANTARA News) - PT Wijaya Karya (Wika) menargetkan perolehan dana IPO (go public) sekitar Rp600 miliar, dengan harga saham yang ditawarkan sekitar Rp300 per saham dan WIKA sendiri merencanakan melepas saham sebanyak 2 miliar saham.
"Kita berharap, sudah dapat
listing di BEJ pada September 2007 ini," kata Direktur Utama Wika A Sutjipto, di Bogor, Selasa.
Menurutnnya dana hasil IPO sebagian besar akan digunakan untuk ekspansi perseroan. Rencananya, pada awal Agustus Wika akan menunjuk penjamin emisi pelaksanaan IPO. Setelah itu, pernyataan izin efektif dari Bapepam-LK, sudah dapat dikantonginya.
Sutjipto mengatakan, rencana IPO perseroan sudah diwacanakan sejak 2005. Namun, baru disetujui DPR pada November 2006. Kemudian, Komisi XI DPR baru menyetujui besaran porsi saham yang akan dilempar ke pasar pada 29 Maret 2007. Sedangkan surat dari pimpinan DPR, baru disahkan pada 29 April 2007.
"Jadi proses untuk IPO ini cukup lama. Padahal, sudah sejak lama sebenarnya kami berharap proses IPO bisa direalisasikan secepatnya," ujarnya.
Rencananya, manajemen dan penjamin emisi akan melakukan
roadshow untuk menawarkan saham perseroan pada tahun ini. Sedikitnya, Wika membutuhkan dana untuk belanja investasi sekitar Rp500 miilar.
Di mana sekitar Rp299 milar di antaranya akan dipenuhi dari kas internal. Sedangkan, sisanya akan dipenuhi dari pinjaman bank.
Seperti diketahui, pada Oktober ini, Wika akan membangun empat pabrik beton di Aljazair. Pembangunan pabrik itu terkait dengan proyek
high way bernama East Westmotor Way yang menghubungkan Aljazair barat ke timur.
Untuk pengerjaan proyek di luar negeri, setidaknya bisa memberikan kontribusi pendapatan hingga 2010 sekira 20 persen, dari total pendapatan. "Pada 2007, kontribusi pendapatan baru 10 persen. Mudah-mudahan pada tahun-tahun mendatang, bisa meningkat hingga 20 persen," katanya.
Sementara itu pada 2007 perseroan menargetkan pendapatan Rp4,5 triliun dengan laba sebelum pajak Rp183 miliar. Sedangkan pada 2006 pendapatan perseroan sebesar Rp3,1 triliun dengan laba sebelum pajak Rp135 miliar.(*)
Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2007