Ambon (ANTARA News) - Aksi "tarian liar" oleh simpatisan separatis RMS saat peringatan Harganas ke-XVI yang dihadiri Presiden Susilo Bambang Yudhoyono beberapa waktu lalu, berdampak pada pelaksanaan lomba layar Internasional Darwin-Ambon, yang dijadwalkan dimulai 21 Juli mendatang, dengan adanya informasi beberapa peserta mengundurkan diri. Kadis Pariwisata Maluku Ape Watratan ketika dikonfirmasi Kamis mengakui, pengecekan kepada pihak penyelenggara di Darwin, Australia Utara Rabu (4/7), ada dua pelayar mengundurkan diri. "Kami saat kunjungan ke Darwin dipimpin Wagub Maluku, Memet Latuconsina 22 - 23 Juni lalu, peserta yang siap mengikuti lomba ke Ambon delapan orang, sedangkan Saumlaki, ibukota Kabupaten Maluku Tenggara(MTB) 15 orang. Sehingga perlu disosiaiasikan bahwa `tarian liar` tidak berdampak pada keamanan," tambahnya. Ia mengemukakan, saat di Darwin panitia setempat memaparkan aksi maupun teror bom yang terjadi di Kota Ambon beberapa waktu lalu sehingga pemerintah Australia mengeluarkan peringatan/larangan bagi warganya untuk bepergian ke Maluku. Hal itu mempengaruhi minat para pelayar mancanegara. "Bayangkan sedikitnya 60 pelayar dari 35 negara telah mendaftarkan diri untuk mengikuti lomba layar Darwin- Ambon, tetapi dengan peringatan pemerintah Australia, merosot hingga tinggal delapan dan sudah berkurang lagi." Berdasarkan koordinasi dengan panitia di Darwin, disepakati lomba tetap digelar dengan jumlah peserta terbatas, menyusul ujicoba tahun 2006 lalu dengan hanya dua peserta setelah terhenti beberapa tahun akibat konflik yang terjadi di provinsi ini pada 1999. Ia memandang perlu sosialisasi pada para Dubes di negara sahabat maupun biro perjalanan wisata Internasional bahwa Maluku tetap aman dan terbuka untuk dikunjungi karena aksi "tarian liar" telah ditangani aparat keamanan. Selain itu masyarakat tidak terprovokasi dengan perbuatan makar tersebut sehingga provinsi ini tetap aman dikunjungi. (*)

Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2007