Ambon (ANTARA News) - Tim investigasi Kodam XVI/Pattimura mulai menjalankan tugasnya menyelidiki siapa yang paling bertanggung jawab dalam insiden lolosnya 29 penari liar Cakalele dan membentangkan bendera separatis Republik Maluku Selatan (RMS) pada puncak Harganas XIV yang dihadiri Presiden Susilo Bambang Yudhoyono 29 Juni 2007 lalu di lapangan Merdeka Ambon. "Tim investigasi internal ini bertugas melakukan penyelidikan institusi TNI di jajaran Kodam Pattimura, terutama para anggotanya yang bertugas sebagai petugas pengamanan Harganas dan mencari tahu siapa sebenarnya yang meloloskan para penari liar masuk lapangan," kata Asisten Teritorial (Aster) Kodam setempat, Kol (Inf) Yudi Zanibar kepada wartawan di Ambon, Kamis. Pembentukan tim investigasi internal ini sesuai dengan pernyataan Pangdam XVI/Pattimura, Mayjen (TNI) Sudarmaidy Soebandi saat melakukan rapat kerja khusus dengan DPRD tingkat I Maluku bersama Kapolda dan Gubernur Maluku serta panitia lokal Harganas pada Selasa, 3 Juli kemarin. Aster Kodam ini juga menjelaskan, tim yang dipimpin Komandan Korem (Danrem) 152/Babullah Ternate (Maluku Utara), Kolonel (Inf) Torry Djohar Banguntoro beranggotakan 12 orang mulai melakukan tugas investigasi dari lapangan Merdeka Ambon, podium kehormatan Presiden SBY dan kantor Gubernur Maluku. Lokasi-lokasi yang menjadi perhatian tim tersebut umumnya merupakan tempat berkeliarannya para penari liar yang kawasannya dijaga prajurit TNI dan Polri, sehingga tim investigasi membuat pemetaan. Zanibar menambahkan, tim investigasi internal Kodam yang dipimpin seorang kolonel, lima orang berpangkat Letkol dibantu dua orang berpangkat mayor, seorang kapten dan satunya lagi berpangkat letnan satu merupakan anggota Kodam Pattimura yang tidak terlibat dalam tugas pengamanan Harganas 29 Juni lalu. "Para perwira menengah yang masuk dalam tim ini tidak termasuk tim pengamanan Harganas sesuai arahan Pangdam agar mereka lebih netral dan independen dalam melaksanakan tugasnya," katanya. (*)

Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2007