Medan (ANTARA News) - Sepuluh industri sarung tangan di Sumatera Utara mengancam akan hengkang dari Sumut menyusul kesulitan mendapatkan gas dan listrik. "Krisis listrik dan gas di Sumut yang masih berlanjut membuat perusahaan sarung tangan karet merugi," kata pengusaha Industri sarung tangan karet di Medan yang enggan jati dirinya, Kamis. Jika kondisi ini terus berlanjut, maka 10 industri bersiap-siap melakukan relokasi ke daerah atau bahkan ke negara lain, tambahnya. Eksekutif di sebuah perusahaan Penanaman Modal Asing (PMA) itu mengatakan, perusahaan industri karet di Sumut sudah berupaya bertahan untuk tetap bisa beroperasi dengan antara lain melakukan penggunaan gas elpiji dalam kemasan tabung 40.7 kg hingga 50 kg, serta menggunakan arang pengganti gas hingga mengurangi produksi dan pengurangan tenaga kerja. Dia memberi contoh, dari kapasitas produksi perusahaannya sebesar 3,7 juta pieces per hari, dewasa ini produksinya tinggal 1,8 juta pieces per hari. Perusahaa itu juga akhirnya terpaksa merumahkan sebagian karyawannya karena sebagian mesinnya tidak bisa dioperasikan akibat kekurangan gas. "Kondisi itu tentu tidak bisa dipertahankan lama. Pengusaha sudah rugi besar sehingga pemilik perusahaan mempertimbangkan hengkang saja dari Sumut," katanya. Ketua Asosiasi Pengusaha Indonesia (APINDO) Sumut, Parlindungan Purba, mengaku bahwa sudah mendapat laporan dari pengusaha industri sarung tangan tentang keinginan untuk merelokasikan pabriknya dari Sumut akibat kesulitan gas dan listrik. "Kondisi itu cukup membahayakan bagi perekonomian Sumut, selain jumlah investasi dan penerimaan devisa akan anjlok, Sumut juga terancam dengan membengkaknya jumlah pengangguran," katanya. Menghindari larinya perusahaan industri sarung tangan dan termasuk usaha industri lainnya maka APINDO Sumut terus berupaya melobi pemerintah untuk memperhatikan sektor perlistrikan dan gas di Sumut. APINDO, misalnya, mendesak pemerintah untuk mengevaluasi ketentuan alokasi gas untuk dalam dan luar negeri. Pemerintah diminta jangan lebih mementingkan ekspor. APINDO juga sudah melakukan gugatan ke PT PLN dan Gas dan bahkan bersama-sama melakukan aksi demonstrasi damai ke PT PLN dan PT Perusahaan Gas Negara pada Kamis depan. (*)

Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2007