London (ANTARA News) - Dubes Deddy Saiful Hadi memimpin delegasi usaha Indonesia ke Qatar guna menindaklanjuti kerja sama antara Indonesia dan Qatar yang telah ditandatangani saat Emir Qatar, Sheikh Tamim bin Hamad al-Thani berkunjung ke Indonesia Oktober tahun lalu yang merupakan komitmennya untuk berkontribusi dalam memperkuat hubungan bilateral Indonesia-Qatar.

Minister Counsellor KBRI Doha, B. Dharmawan kepada Antara London, Selasa menyebutkan dalam kunjungan yang berlangsung sejak tanggal 3 hingga 6 Maret, delegasi usaha melakukan pertemuan antara lain dengan Chairman Al Faisal Holding, Qatar Business Association (QBA), Sidra hospital, Hamad Hospital, Qatar Charity, Kamar Dagang dan Industri Qatar, Qatar Foundation.

Dalam pertemuan itu dibahas kerjasama mencakup kesehatan, riset, investasi, infrastruktur pada perkeretaapian, jalan tol, revitalisasi kota dan perumahan nasional dan peralatan asesoris militer.

Dubes Deddy membawa tujuh delegasi usaha yang terdiri dari Dr. Heru Priyanto Samadi, Presiden Direktur Permata Harapan Cancer Centre (PHCC); Dr. Desi Mayasari Djamaluddin, CEO PHCC; Dr. Leny Maryouri Anna Watie, Direktur Megapolitan Smart Service Jakarta (MCCJ) Dr. Widya Destiny Setiawan, Manajer Research and Development PHCC; Agus Setyadi, Direktur MSSJ; Rizky G. Partakusuma, Notaris.

Sementara itu Dubes RI untuk Qatar Marsekal Madya (Purn) Muhammad Basri Sidehabi menyambut baik kunjungan delegasi usaha yang dipimpin Deddy dalam rangka meningkatkan hubungan bilateral kedua negara.

Dubes menyampaikan penghargaan kepada PHCC dan MSSJ dalam meningkatkan hubungan bilateral kedua negara khususnya di bidang kesehatan dan apresiasinya kepada Dubes Deddy atas kontribusinya dalam tugasnya sebagai duta besar Indonesia di Qatar.


Seminar Kesehatan

Menurut pejabat KBRI Doha, Boy Dharmawan, delegasi tersebut selain melakukan kunjungan usaha juga memberikan seminar mengenai kesehatan khususnya kanker yang dihadiri masyarakat Indonesia tergabung dalam Asosiasi Komunitas Masyarakat Indonesia di Qatar (PERMIQA) dipimpin Edwin Kurniawan.

Dalam presentasi masalah kesehatan khususnya pencegahan kanker yang disampaikan Dr. Heru Priyanto dijelaskan jumlah penderita kanker terus meningkat karena perubahan gaya hidup, makanan tidak sehat, dan tekanan psikologis semakin kompleks.

Untuk itu Heru yang juga konsultan onkologi menyebutkan hampir 70 persen penderita kanker datang terlambat berobat sehingga sulit ditangani. Mereka umumnya ke dokter setelah penyakit memasuki stadium tiga sehingga menghabiskan banyak biaya dan sulit ditangani. Pemilik PHCC Surakarta mengatakan kanker serviks dan kanker payudara menempati urutan pertama dalam jumlah penderita di Indonesia. Menurutnya, penyebaran kanker bisa dicegah selama terdeteksi dini.

Pewarta: Zeynita Gibbons
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2018