London (ANTARA News) – Seorang pencari suaka remaja yang dituding memasang bom di kereta Bawah Tanah London, Rabu (07/03), mengatakan kepada otoritas Inggris bahwa dia dilatih “cara membunuh” di Irak oleh kelompok ISIS, ungkap pengadilan.

Ahmed Hassan (18) membantah dia dikirim ke Eropa untuk bekerja untuk kelompok ekstremis itu tetapi mengatakan, mereka membawa dia secara paksa dan mereka melatih kami tentang bagaimana cara membunuh, sebelum tentara Irak membebaskannya, menurut rincian yang diungkapkan di awal persidangannya.

Hassan, yang tiba di Inggris pada Oktober 2015, membantah percobaan pembunuhan dan menggunakan senyawa kimia TATP untuk menimbulkan ledakan di kereta api Tube yang dipadati banyak penumpang pada 15 September.

Banyak penumpang mengalami luka bakar cukup parah atau terjatuh dalam insiden desak-desakan setelah ledakan saat jam kerja di pagi hari, di Stasiun Parsons Green di London barat daya.

Hassan mengklaim suaka ketika tiba di Inggris dengan duduk di bagian belakang sebuah truk yang melintasi Terowongan Channel dari Prancis, mengatakan bahwa dia takut dengan kelompok ISIS.

Dia mengungkapkan perekrutan dan pelatihannya dalam wawancaranya dengan pejabat Kementerian Dalam Negeri Inggris pada 2016, ungkap pengadilan, AFP.

Baca juga: Polisi London tangkap tersangka keenam pengeboman kereta bawah tanah

Penerjemah: Ida Nurcahyani
Editor: Ade P Marboen
Copyright © ANTARA 2018