"Kalau (PKH) bisa men-`cover` 10 juta penerima ini bisa menurunkan kemiskinan di bawah 9 juta, Insya Allah dan kalau masuk 15 juta (penerima) dan dinaikkan rupiahnya akan menurunkan di bawah 8 persen kemiskinan kita, tembakkan kita ke situ, arah kita ke sana," kata Presiden Joko Widodo di alun-alun kota Lamongan, Jawa Timur, Kamis.
Saat berbicara di GOR Tri Dharma Gresik dalam acara pembagian Kartu Indonesia Pintar, Program Keluarga Harapan, dan Bansos Pangan Beras Sejahtera (Rastra) hari ini, Presiden menargetkan pada 2018 dibagikan 10 juta keluarga penerima PKH senilai Rp1,89 juta. Namun pada 2019 ada peningkatan target penerima menjadi 15 juta keluarga dan menambah nominal PKH tersebut.
"Tahun yang lalu 6 juta, tahun ini 10 juta, rencana kita sudah masuk dalam RAPBN bertambah lagi yang ter-cover menjadi 15 juta, selain itu saya kemarin sudah suruh hitung lagi untuk dinaikkan rupiahnya bukan Rp1,89 juta, tapi dinaikkan apa bisa 2 kali lipat atau 50 persen, ini baru dalam proses penghitungan," jelas Presiden.
Peningkatan jumlah dan nominal uang tersebut karena Presiden menilai program itu sudah mulai tepat sasaran.
"Untuk apa? Pendampingan sudah baik, sasaran semakin kelihatan siapa yang disasar semakin kelihatan, ini akan menurunkan saya yakin," tambah Presiden.
Meski demikian, ia pun mengakui masih ada sejumlah kekurangan pelaksanaan di lapangan.
"Tapi yang agak kedodoran memang yang mendampingi, tidak gampang ya pendamping-pendamping PKH itu, tidak mudah mengarahkan masyarakat untuk apa sih agar uang itu produktif, agar uang itu sesuai dengan apa yang kita harapkan," ungkap Presiden.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) pada September 2017 mencapai 26,58 juta orang atau sebesar 10,12 persen dari total penduduk Indonesia.
Angka ini turun 1,19 juta orang dari sebelumnya pada Maret 2017 sebesar 27,77 juta atau turun sebesar 0,52 persen dibanding Maret 2017.
Pewarta: Desca Lidya Natalia
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2018