Kuta, Bali (ANTARA News) - Bank Indonesia mendorong pemerintah daerah di Bali mengoptimalkan pengembangan industri kreatif untuk menopang pertumbuhan ekonomi agar tidak hanya dominan ditunjang sektor pariwisata yang rentan dengan isu keamanan dan bencana alam.

"Sektor di luar pariwisata berpeluang besar dikembangkan untuk mendukung ekonomi keseluruhan. Ketika pariwisata terkena masalah kemungkinan terkoreksi tetapi harapannya tidak terlalu dalam seperti yang terjadi akhir tahun lalu," kata Kepala Divisi Advisory Pengembangan Ekonomi BI Bali Azka Subhan Aminurridho di Kuta, Kabupaten Badung, Rabu.

Menurut dia, industri kreatif sejatinya sudah banyak berkembang di Bali namun perlu dioptimalkan seperti kuliner, animasi, hingga perfilman dan industri kreatif yang ramah lingkungan dan sesuai budaya di Pulau Dewata.

Selain industri kreatif, dalam diseminasi kajian ekonomi itu, Azka mengatakan pihaknya sebelumnya telah mengidentifikasi sumber pertumbuhan ekonomi baru di antaranya hilirisasi komoditas perkebunan seperti kopi, pengembangan agrowisata dan desa wisata.

"Pengembangan sumber ekonomi itu diharapkan tetap selaras dengan budaya dan adat istiadat Bali," imbuhnya.

BI mencatat pertumbuhan ekonomi Bali yang sebagian besar ditopang pariwisata untuk triwulan IV tahun 2017 mencapai 4,01 persen, merosot tajam dibandingkan pertumbuhan triwulan sebelumnya yang mencapai 6,23 persen.

Azka menyebutkan pencapaian itu terendah sejak tujuh tahun terakhir sebagai akibat dari dampak peningkatan aktivitas vulkanik Gunung Agung yang terjadi pada September tahun lalu.

Peningkatan aktivitas Gunung Agung memberi dampak penutupan hampir tiga hari Bandara Ngurah Rai sehingga menyebabkan pembatalan kunjungan wisatawan termasuk kegiatan pertemuan dan eksebisi (MICE) yang sedianya digelar di Bali.

Senada dengan Azka, ekonom senior Bank Negara Indonesia (BNI) Ryan Kiryanto dalam kesempatan yang sama mengatakan sumber ekonomi yang berpeluang menjadi unggulan di antaranya UMKM seperti kerajinan tangan, perhiasan dan kuliner, memerlukan penetrasi yang didorong lebih serius.

Selain itu sektor pertanian meliputi komoditas pangan dan agrowisata dan pembangunan sarana fisik yang berkaitan dengan pariwisata.

"Pemda untuk bersiap melakukan `switching` penguatan kegiatan ekonomi sekunder dan tersier di Bali. Pemda harus mulai memikirkan lebih serius lagi industri sekunder apa yang bisa menjadi pendamping pariwisata," imbuhnya.

Sementara itu Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Pendidikan Nasional (Undiknas) Denpasar Prof Ida Bagus Raka Suardana mengatakan pemerintah didorong memberikan kemudahan kepada pelaku industri kreatif salah satunya dalam hal perizinan.

"Ketika masyarakat memulai (industri kreatif) dan sudah berjalan tetapi menemui hambatan, regulasinya kurang mendukung, misalnya izinnya sulit padahal industri rumah tangga," ucapnya.

Pewarta: Dewa Wiguna
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2018