Jakarta (ANTARA News) - Wakil Ketua Badan Kerjasama Antarparlemen (BKSAP) DPR, Rofi' Munawar, mengecam Israel yang telah menembaki warga Palestina saat hendak melakukan peringatan Hari Tanah Palestina, yakni hari di mana Israel melakukan penyitaan tanah milik Palestina pada 1976.

"Kami mengecam tindakan Israel yang telah melakukan kekerasan terhadap ribuan warga Palestina yang hendak melakukan demonstrasi di Gaza. Apa yang dilakukan Israel telah melampaui batas dan tidak berperikemanusiaan," ucap Munawar, dalam pernyataan yang diterima di Jakarta, Ahad.

Kementerian Kesehatan Palestina menyatakan, setidaknya delapan warga Palestina tewas dan lebih dari 1.000 orang terluka dalam bentrokan dengan pasukan keamanan Israel di perbatasan Gaza pada Jumat (30/1). Aksi kekerasan ini dipastikan akan memicu gelombang protes yang lebih besar dan masif.

"Kekerasan selalu menghiasi tanah palestina sejak 1948 dan terus terjadi setiap tahun hingga saat ini. Warga Palestina yang menuntut hak atas tanah mereka selalu dihadapi dengan tindakan represif tentara Israel," ujar Rofi`.

Legislator asal Jawa Timur ini menjelaskan bahwa jumlah korban tewas dari rangkaian demonstrasi yang dilakukan pada Jumat itu adalah yang terbesar sejak perang Israel terakhir di Gaza pada musim panas 2014.

Sejak itu warga Gaza menjalani periode panjang dalam kondisi ekonomi yang sulit, sementara pada saat yang bersamaan blokade Israel mungkin menjadi yang terbesar dalam empat tahun gencatan senjata antara Hamas dan Israel.

"Demonstrasi warga Gaza dilakukan dengan damai, meski terjadi konfrontasi yang melibatkan pemuda Palestina di dekat perbatasan dengan Israel beberapa kali. Tetapi untuk ke sekian kalinya tanggapan Israel selalu dengan penembakan dan pembunuhan," kata Munawar.

Peringatan Hari Tanah Palestina ini dijadwalkan akan digelar selama enam pekan yang berakhir pada 15 Mei di hari Nakbah (bencana).

Tanggal itu menandai perpindahan ratusan ribu orang Palestina karena pencaplokan tanah mereka oleh Israel pada tahun 1948.

Warga Palestina telah lama menuntut hak atas tanah mereka untuk kembali, tetapi Israel berulangkali mengingkari itu.

Pewarta: Libertina Ambari
Editor: Ade P Marboen
Copyright © ANTARA 2018