Jakarta (ANTARA News) - Facebook Indonesia menggandakan usaha mereka untuk mengurangi informasi palsu yang berada di platform media sosial tersebut, dengan menggandeng organisasi pemeriksa fakta.

Sebelumnya, Facebook di Indonesia pernah mengadakan program literasi digital khususnya untuk anak sekolah serta mengadakan kerja sama dengan Kementerian Komunikasi dan Informatika dan Badan Pengawas Pemilihan Umum untuk memberikan edukasi mengenali berita palsu jelang berlangsungnya Pilkada serentak 2018.

"Facebook akan mengidentifikasi konten yang berpotensi menjadi berita palsu," kata Kepala Kerja Sama Pemberitaan Facebook Indonesia, Alice Budisatrijo, saat jumpa pers di Jakarta, Senin.

Untuk mengidentifikasi konten berita palsu, Facebook mengandalkan pelaporan dari pengguna, dibantu dengan machine learning yang sudah dilatih untuk mengenali konten yang berisi berita palsu.

Setelah identifikasi, Facebook akan mengirimnya ke organisasi mitra untuk dianalisis. Jika fact-checker memutuskan informasi dalam artikel tersebut tidak benar, Facebook akan mengurangi penyebaran konten tersebut, langkah yang mereka tempuh untuk mengatasi konten bermasalah, namun, tidak melanggar aturan standard komunitas Facebook.

Baca juga: Facebook uji coba fitur komentar privat

Baca juga: Facebook tunda luncurkan speaker cerdas


Jika pengguna tetap ingin membagikan konten tersebut, Facebook akan memberikan notifikasi konten tersebut dinyatakan sebagai berita palsu oleh pengecek fakta.

Selain memberi notifikasi, Facebook juga memberi konten lain dengan perspektif berbeda melalui tautan di artikel terkait.

Berbagai topik berita

Identifikasi berita palsu di Facebook ini muncul bertepatan dengan tahun politik, Indonesia sedang menyelenggarakan pemilihan kepala daerah serentak dan menjelang pemilihan presiden 2019.

Sapto Anggoro, pendiri Tirto.ID selaku pengecek fakta yang bekerja sama dengan Facebook, menyatakan meski pun bertepatan dengan tahun politik, mereka tidak membatasi analisis berita palsu hanya yang berhubungan dengan politik.

"Kesehatan, wisata... Karena apa pun bisa dipelintir," kata Sapto dalam acara yang sama.

Baca juga: Facebook akan lebih ramah keluarga dan jauhi berita bohong

Baca juga: Didemo, kantor Facebook ternyata tak beraktivitas


Program mengurangi berita palsu dengan metode fact-checking sudah dilakukan di berbagai negara, antara lain Amerika Serikat, Prancis, Jerman, Belanda, Meksiko dan Italia.

Kerja sama dengan organisasi fact-checker di Indonesia menurut Alice juga menjadi yang pertama bagi Facebook di Asia Pasifik. Facebook menyatakan akan bekerja sama dengan organisasi pengecek fakta lain di Indonesia di kesempatan yang akan datang.

Pewarta: Natisha Andarningtyas
Editor: Gilang Galiartha
Copyright © ANTARA 2018