Jakarta (ANTARA News)  - Puluhan ulama Jawa Barat bertemu Presiden Joko Widodo di Istana Kepresidenan Jakarta,  Selasa,  memberikan masukan dalam berbagai bidang kepada Kepala Negara.

"Hari ini Presiden mengundang kami ke sini untuk bertemu dan meminta kami menyampaikan masukan tentang kehidupan keagamaan, kehidupan ekonomi masyarakat tingkat bawah," kata Ketua MUI Jabar Rachmat Syafei usai sesi foto bersama di tangga Istana Merdeka Jakarta,  Selasa.

Rachmat menyebutkan Presiden Jokowi sudah beberapa kali bersilaturahim dengan ulama Jabar di wilayah Jabar dan menjanjikan untuk melakukan silaturahim hanya di Jawa Barat saja.

"Presiden menjanjikan agar bukan hanya Presiden sulaturahim ke Jawa Barat tapi juga kami silaturahim di Istana Kepresidenan di Jakarta," katanya.

Mengenai masukan apa saja yang disampaikan kepada Presiden,  Rachmat mengatakan ada sejumlah masukan misalnya mengenai pelaksanaan UU yang belum sampai hingga tingkat daerah di kabupaten.

"Misalnya di Bandung ini ada kasus kekerasan terhadap anak.  Ini UU sudah ada ketentuan tentang rumah aman tapi mengapa rumah aman sesuai dengan ketentuan UU itu belum ada," katanya.

Ia juga menyebutkan mengenai kebijakan penyediaan air bersih/minum dan sanitasi yang perlu diperbaiki pelaksanaannya di daerah.

Ia menyebutkan Presiden menyampaikan terima kasih atas masukan dari para ulama Jabar dan akan ada gerakan untuk memperbaiki.

"Kami bukan menjelekkan tapi keadaannya memang seperti itu," katanya.

Ketika ditanya apakah Presiden meminta masukan mengenai calon pendamping untuk Pilpres 2019, Rachmat mengatakan tidak ada pembahasan soal itu.

"Tidak ada,  itu politis,  hanya doa kami supaya Beliau sehat lahir batin sehingga dapat melaksanakan tugas kenegaraan dengan baik," katanya.

Ia mengataka. secara umum ulama Jabar menilai kebijakan pemerintah saat ini sudah pada jalur yang tepat.

"Sudah ada tingkat kepuasan masyarakat Jabar walaupun perlu kritikan,  Presiden juga sudah terbuka," katanya.

Ia menyebutkan di bidang ekonomi pihaknya mendorong pemerintah terus menggerakkan ekonomi umat seperti menghidupkan koperasi di pondok pesantren.

"Juga perlu pengarusbalikkan konsep ekonomi supaya hasil pembangunan jangan hanya netes tapi harus mengalir ke umat atau ke bawah," kata Rachmat.

Baca juga: Ulama Jabar soal temu dengan Jokowi: bahas masalah umat

Pewarta: Agus Salim
Editor: AA Ariwibowo
Copyright © ANTARA 2018