"Rakyat Republik BBM yang tercinta, dikarenakan adanya kebutuhan cuti untuk beberapa minggu, maka kami, Presiden dan Wakil Presiden serta seluruh jajaran pejabat di Republik BBM izin tidak jumpa dengan Anda di layar kaca Indosiar untuk beberapa minggu. Jangan bersedih, karena di saat cuti kami akan menyusun sesuatu yang ilmiah! Salam Republik BBM! Tertanda bersama, Presiden dan Wakil Presiden." Begitulah maklumat Presiden Republik Benar-Benar Mabok (BBM) Taufik Savalas yang ditayangkan di stasiun televisi Indosiar pada Senin 5 Juni 2006. Ternyata semenjak izin cuti tersebut, rakyat dan pecinta Taufik Savalas tidak bisa bertemu lagi dengannya dalam format "talkshow" komedi yang menceritakan sebuah negeri antah berantah yang sarat dengan kritik sosial dan dikemas dalam kejenakaan itu. Bahkan dalam kehidupan nyata, publik tak bisa lagi bertemu, karena Presiden Republik BBM telah mangkat dipanggil Sang Khalik pada Rabu malam, 11 Juli 2007 sekitar pukul 22:11 WIB (sesuai keterangan pers Indro Warkop pada Kamis dinihari) dalam sebuah kecelakaan tragis di Kabupaten Purworejo, Jateng. Di Republik BBM, Taufik Savalas -yang bernama asli Mochammad Taufik, digambarkan sebagai presiden yang sangat demokratis. Berbagai persoalan bangsa, kritik hingga caci-maki, dicermati presiden dengan santai, jenaka, dan tetap bijaksana. Misalnya dalam sebuah episode di Republik BBM, atas kondisi perkeretaapian yang parah, Presiden Republik BBM berinisiatif membentuk Kopi Panas (Komisi Kereta Api Penumpang Nasional) dengan menghadirkan Ketua Komisi Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) ketika itu, Setyo Raharjo. Termasuk ketika memilih anggota kabinetnya, semua calon menteri menyampaikan programnya secara bebas, untuk kemudian dipilih yang terbaik: terlucu, tersegar, dan terhibur. Begitu menawannya acara Republik BBM, membuat Wakil Presiden Republik Indonesia Jusuf Kalla menerima Presiden BBM Taufik Savalas, Wapres Republik BBM Ucup Kelik, Sekretaris Kabinet Republik BBM Denny Chandra, dan Penasihat Republik BBM Effendy Ghazali di Istana Wapres pada hari Rabu 26 April 2006. "Mudah-mudahan acara seperti ini bisa digunakan untuk menimbulkan rasa optimisme masyarakat," kata Effendy Gozali menirukan pernyataan Wapres Jusuf Kalla. "Nasi goyeng, es jeyuk" Selain perannya di Republik BBM, kenangan yang sangat lekat dari almarhum semasa hidupnya adalah ceritanya ke banyak orang dalam berbagai kesempatan tentang "nasi goyeng, es jeyuk". Dalam gayanya yang sangat jenaka Taufik, kelahiran Sawah Besar, Jakarta, 9 Juni 1966 menceritakan, ada pria yang merasa malu karena wanita kekasihnya tidak bisa mengatakan nasi goreng lantaran lidahnya cadel sehingga hanya bisa menyebut "nasi goyeng". Pria tersebut kemudian mengajari berhari-hari agar kekasihnya bisa menyebut nasi goreng dengan lafal yang benar, sehingga bila ditraktir masakan tersebut dapat menyatakannya dengan baik. Setelah berlatih dengan susah payah, sang kekasih pun bisa menyebut nasi goreng. Sang pria pun senang dan keduanya kemudian pergi makan bersama dengan kekasihnya. Sang wanita kepada penjual nasi goreng dengan lantang mengatakan, "Bang, pesan nasi goreng dua!" Ia menunjukkan kebolehannya kepada pria kekasihnya dan disambut bangga. "Baik, minumnya apa mbak?" tanya penjual nasi goreng itu. "Es Jeyuk," kata sang wanita disambut kecut sang pria. Walah, sang pria lupa belum sempat mengajarkan kekasihnya untuk mengatakan es jeruk dengan benar. Taufik, tamatan SMA Negeri 5 Jakarta Pusat, menjalani karir sebagai pelawak setelah menjalani proses kehidupan sebagai penjaga sandal di Masjid Al Mansyuriah di dekat tempat tinggalnya sewaktu masih di Jakarta, pengamen, dan kondektur mikrolet. Hingga kemudian pada tahun 1990 ia melamar pekerjaan sebagai penyiar di Radio Suara Kejayaan (SK) yang dikenal sebagai radio humor dan tempat berkumpul para pelawak seperti Bagito, Patrio, Empat Sekawan, dan sebagainya. Semula ia pun berkeinginan hanya sebagai karyawan yang berangkat ke kantor pagi hari dan pulang sore hari, tetapi bakat menghibur yang dimilikinya ternyata membuat dia sukses menjalani profesi sebagai pelawak, bintang iklan, pembawa acara, dan bahkan duta merek sabun Lifebuoy untuk mengkampanyekan hidup sehat. Menikah dengan gadis asal Kuningan, Rina Rosdiana pada 19 Juli 1998, Taufik dikarunia dua anak yakni Muhammad Abizard dan Adinda Fatima. Taufik menjadi sosok yang amat mengesankan bagi banyak orang dari berbagai lapisan usia dan strata sosial. Melihat sosoknya yang gendut, pusar bodong yang kerap diperlihatkan, dan mimik bocah yang sedang "ngambek", membuat banyak orang merasa gemas. Belum lagi lawakan-lawakannya yang membuat banyak orang terhibur. Bahkan, ia mangkat pun di saat-saat yang menimbulkan kesan tersendiri, yakni sekitar sebulan sejak ultahnya ke-41 dan delapan hari menjelang ultah perkawinannya. Takdir Tuhan. Kepergian Taufik yang mengenaskan menambah deret panjang selebritis yang meninggal karena kecelakaan beberapa tahun lalu yang menimpa sejumlah penyanyi seperti Nike Ardilla, Andy Liany, Abiem "pangeran dangdut" Ngesti. Selamat jalan Presiden Republik BBM!(*)

Oleh Oleh Budi Setiawanto
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2007