Jadi, tinggal 3.000 MW lagi. Ini kebanyakan yang sifatnya gas, jadi diakhirkan. Dari 32 ribu MW yang sudah kontrak, 18 ribu MW-nya sedang proses kontruksi."
Semarang (ANTARA News) - Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Ignasius Jonan memastikan pasokan listrik dari proyek pembangkit listrik yang dibangun pemerintah bertambah 5.000-6.000 Megawatt setiap tahunnya.

"Ini yang proyek pembangkit listrik 35 ribu MW. Pasti nanya sampai 2019 kira-kira jadinya berapa?," katanya di Ungaran, Kabupaten Semarang, Rabu petang, saat ditanya progres proyek pembangkit listrik 35 ribu MW.

Hal tersebut diungkapkan Jonan saat meninjau Area Pengatur Beban (APB) PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) Jawa Tengah dan Daerah Istimewa Yogyakarta, di Ungaran, Kabupaten Semarang, Jateng.

Menurut dia, estimasi dari proyek pembangkit listrik 35 ribu MW itu sampai akhir tahun ini kira-kira sudah 4.000-5000 MW yang sudah siap beroperasi sehingga sampai 2019 mungkin sudah jalan 10-12 ribu MW .

"Ini terus. Tiap tahun mungkin akan nambahnya sekitar 5.000-6000 MW sampai 2024-2025," katanya.

Untuk memperlancar distribusi listrik di Jateng, kata dia, PLN juga berencana membangun "intechange" di Ungaran, namun tantangan paling tinggi yang dihadapi dalam pembangunannya adalah persoalan lahan.

"Dari penjelasan rekan-rekan di PLN, itu `interchange` sebenarnya dibutuhkan, memang tidak bisa tidak. Artinya, harus ada supaya distribusi listrik untuk Jateng menjadi lebih baik," katanya.

Mengenai kendala persoalan lahan, Jonan meminta ada dialog yang baik agar tidak ada yang saling dirugikan, termasuk pemilik lahan yang dilewati proyek itu, baik pribadi, perusahaan, dan sebagainya.

"Saya mengimbau ada dialog yang baik, tidak saling merugikan. Bahwa kebutuhan lahan bisa dipenuhi karena ini sebenarnya untuk kebutuhan bersama, yakni masyarakat secara keseluruhan, bukan kebutuhan pribadi," ungkapnya.

Sementara itu, Direktur Regional PLN Regional Jawa Bagian Tengah Amir Rosyidin menambahkan sekarang ini pembangkit listrik berkekuatan 1.300 MW sudah beroperasi, sementara 32 ribu MW yang sudah menandatangani kontrak.

"Jadi, tinggal 3.000 MW lagi. Ini kebanyakan yang sifatnya gas, jadi diakhirkan. Dari 32 ribu MW yang sudah kontrak, 18 ribu MW-nya sedang proses kontruksi," katanya.

Pewarta: Zuhdiar Laeis
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2018