Mereka rela menunggu di tepi ruas jalan provinsi yang menghubungkan Banjarnegara dan Pekalongan, khususnya di Desa Sidakangen, Kecamatan Kalibening, sejak Senin siang.
Bahkan, sebagian dari warga tetap bertahan di tepi jalan meskipun hujan dengan intensitas sedang mengguyur daerah itu.
Saat menjelang kedatangan Presiden Jokowi di lokasi pengungsian Desa Sidakangen, hujan pun reda dan masyarakat yang sebelumnya berteduh, kembali memadati tepi jalan.
Presiden yang tiba di lokasi pengungsian pada pukul 15.30 WIB, langsung disambut hangat oleh warga dan korban gempa.
Sambil berjalan menuju tempat pengungsian di SDN Sidakangen 2, Presiden pun menyalami warga yang berdiri di tepi jalan.
Suasana riuh juga terjadi di lokasi pengungsian karena para pengungsi yang didominasi ibu-ibu rumah tangga dan anak-anak itu ingin berjabat tangan dengan Presiden.
Setelah berdialog dengan pengungsi dan memberi motivasi untuk anak-anak korban gempa, Presiden meninggalkan lokasi pengungsian pada pukul 16.00 WIB dan hujan deras pun kembali mengguyur daerah itu.
Salah seorang pengungsi, Rohati mengaku senang bisa bertemu dan berjabat tangan dengan Presiden.
"Saya senang sekali Pak Jokowi ke sini, saya sudah menunggu dari pagi. Rasa sedih saya langsung hilang dengan kedatangan Pak Jokowi," ucapnya.
Menurut dia, pemerintah telah memberikan perhatian yang sangat besar kepada korban bencana gempa di Kecamatan Kalibening.
Kendati demikian, dia mengharapkan rumah-rumah warga yang mengalami kerusakan akibat gempa dapat segera dibangun kembali.
Pengungsi lainnya, Rusmi mengatakan Presiden Jokowi sangat perhatian terhadap rakyatnya yang mengalami bencana alam.
"Baru kali ini ada Presiden yang datang ke Desa Sidakangen meskipun kedatangannya karena ada bencana. Dulu sewaktu bencana longsor di Dusun Jemblung (Banjarnegara), Pak Jokowi langsung datang dan sekarang datang ke sini. Saya sangat bahagia punya presiden seperti Pak Jokowi," ujarnya.
Pewarta: Sumarwoto
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2018
