Tangerang (ANTARA News) - Akibat distribusi beras miskin (raskin) kurang terserap, maka Bulog Banten mengancam akan menghentikan pasokan raskin ke wilayah Kabupaten Tangerang. "Pemkab Tangerang tercatat sebagai penunggak utang raskin terbesar, sehingga program pasokan raskin ke warga terancam tidak disalurkan," kata Kepala Seksi (Kasi) Pelayanan Publik Bulog Divisi Regional (Divre) II Banten, Kuswandi, di Tangerang, Selasa. Data Bulog Divre II Banten menunjukkan, tahun 2007 tercatat utang Pemkab Tangerang mencapai Rp889,5 juta yang terkait program raskin terdiri dari Kecamatan Kresek senilai Rp108,8 juta, Teluknaga (Rp101,6 juta), Balaraja (Rp67 juta), Pasar Kemis (Rp83,9 juta), Pagedangan (Rp59,4 juta) dan Kecamatan Tigaraksa (Rp70,6 juta), dan sisanya di Pemkab Tangerang. Meski pendistribusian dan penyerapan raskin di Kabupaten Tangerang cukup besar, yakni mencapai 1.500 ton per bulan, tetapi pembayaran tidak berjalan lancar ke Bulog Divre II Banten. Di tempat terpisah, Wakil Kepala (Waka) Bulog Divre II Banten, Noorfansyah, mengatakan bahwa pada Januari hingga Juli 2007 Bulog Banten mengalokasikan raskin ke Kabupaten Tangerang senilai 11,148 ton, namun yang terserap hanya 7,790 ton, sedangkan sisanya 3,358 ton belum ada penjelasan. Jika pembayaran Raskin Kabupaten Tangerang tidak berjalan lancar, maka ada kemungkinan Bulog akan menyalurkan ke daerah lain yang lebih membutuhkan dengan pembayaran yang lancar, ujarnya. Sementara itu, Ketua Komisi B DPRD Kabupaten Tangerang, Bahrum, menilai bahwa Bupati Tangerang, Ismet Iskandar, harus pro-aktif memberikan penjelasan ke seluruh camat di Kabupaten Tangerang mengenai program raskin tersebut. (*)

Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2007