Jakarta (ANTARA News) - Duta Besar RI untuk China, Sudrajat, mengatakan bahwa total volume perdagangan Indonesia dan China pada 2007 akan melampaui 20 miliar dolar Amerika Serikat (AS), atau melampaui target Presiden Susilo Bambang Yudhoyono. "Saya perkirakan sekitar 21 sampai 22 miliar dolar AS," kata Sudrajat kepada wartawan di Istana Negara, Jakarta, Kamis, seusai bertemu dengan Ibu Negara Ani Yudhoyono. Menurut dia, sejak dicanangkan kerjasama kemitraan strategis oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dan Presiden Hu Jintao pada 25 April 2005, hubungan Indonesia-China mengalami peningkatan yang luar biasa. "Neraca perdagangan kita periode 2004-2005 sebesar 17 miliar dolar AS, lalu pada akhir 2006 naik menjadi 19,06 miliar dolar AS dan pada 2007 akan melampaui 20 miliar dolar AS," katanya. Dengan pencapaian itu, lanjut dia, maka target Presiden Yudhoyono bahwa pada tahun 2008 volume perdagangan harus mencapai 20 miliar dolar AS telah terlampaui pada 2007. Sementara itu, mengenai target pencapaian volume perdagangan 30 miliar dolar AS pada 2010, Sudrajat mengatakan, diperlukan usaha dan kerjasama yang baik di antara semua sektor produksi. "Perlu kerja keras dan kerjasama dari semua sektor produksi kita untuk memenuhi permintaan China karena banyak permintaan China yang belum bisa kita penuhi," katanya. Sudrajat mengatakan, permintaan dari China terhadap turunan dari industri minyak, bahan kimia, kelapa sawit dan bahan tambang cukup besar. Dia juga mengatakan, jika dahulu ekspor Indonesia ke China kebanyakan berupa bahan-bahan dasar maka sekarang telah ditingkatkan menjadi bahan setengah jadi atau barang jadi. "Misal, jika dahulu permintaan akan kayu besar, maka sekarang kita mencoba ekspor furniture," katanya. Pada kesempatan itu, Sudrajat juga mengatakan, nilai perdagangan Indonesia surplus. Sekalipun nilai perdagangan Indonesia terhadap China mengalami surplus, ia mengemukakan, pada periode Januari-Mei 2007 Indonesia mengalami defisit perdagangan di sektor non-migas sebesar 212,5 juta dolar AS. Sedangkan, nilai impor 10 komoditi utama Cina dari Indonesia adalah sebesar 3.685,82 juta dolar AS atau 84,69% dari total impor Cina dari Indonesia. Kontribusi ekspor 10 komoditi utama Indonesia sebagai berikut: Migas (HS 27) sebesar 18,90%, Mesin mekanik (HS 84) sebesar 12,80%, Kimia Organik (HS 29) sebesar 6,62%, Lemak dan minyak nabati (minyak kelapa sawit) (HS 15) sebesar 10,20%, Mesin/Peralatan listrik (HS 85) sebesar 8,70%, Pulp kayu (HS 47) sebesar 8,03%, Kayu (HS 44) sebesar 3,77%, Karet (HS 40) sebesar 7,19%, Biji mineral (HS 26) sebesar 5,86% dan Tembaga (HS 74) 2,62% Produk ekspor utama RI ke China selama ini adalah bahan-bahan kimia, produk kayu, pulp dan kertas, serta karet dan pupuk. Sementara impor Indonesia dari China terbesar adalah produk semu jadi besi dan baja, suku cadang dan komponen kendaraan bermotor, mesin-mesin, elektronika, mesin pengolah data, serta buah-buahan. Saat ini, China merupakan tujuan utama kelima ekspor Indonesia ke pasar internasional dan urutan ketiga sebagai pemasok utama. Sementara itu, pimpinan kedua negara telah mengkampanyekan target total perdagangan kedua negara sebesar 20 miliar dollar AS pada 2008 dan 30 miliar dollar AS pada 2010. (*)

Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2007