Surabaya (ANTARA News) - Dua mobil Tim Gegana Polda Jawa Timur telah meninggalkan Markas Kepolisian Resor Kota Besar Surabaya sekitar sepuluh menit setelah mobil yang ditumpangi oleh Gubernur Jawa Timur Soekarwo dan Pangdam V Brawijaya Mayjend TNI Arif Rahman meninggalkan tempat kejadian serangan bom pada Senin pagi.

Soekarwo belum bersedia menyampaikan pernyataan mengenai kejadian tersebut saat para pewarta mendatangi mobil yang dia tumpangi.

Menyusul ledakan bom sekitar pukul 08.50 pagi ini di Markas Polrestabes Surabaya, sterilisasi dilakukan dalam radius 200 meter dari lokasi ledakan di Jalan Veteran.

Empat mobil ambulans dan dua mobil pemadam kebakaran tampak disiagakan di sisi kiri Markas Kepolisian Resor Kota Besar Surabaya, tempat petugas kesehatan dan petugas jaga siaga.

Polda Jawa Timur mengungkapkan serangan bom di Mapolrestabes Surabaya menyebabkan sepuluh orang yang meliputi empat polisi dan enam warga terluka sehingga harus dirujuk ke ke Rumah Sakit Bhayangkara Polda Jatim.

Serangan bom di Mapolrestabes Surabaya pada Senin pagi terjadi setelah ledakan bom terjadi di tiga gereja di Surabaya dan rumah susun di Sidoarjo pada Minggu (13/5).

Peledakan bom di Surabaya menurut polisi dilakukan oleh satu keluarga yang punya kaitan dengan Jamaah Anshar Daulah-Jamaah Ansharut Tauhid yang merupakan pendukung utama ISIS.
 

Pewarta: Abdul Malik Ibrahim
Editor: Maryati
Copyright © ANTARA 2018